14 || Pelampiasan

69 7 0
                                    

"Kenapa lo ngehianatin gue sih, Kay. Kalau lo emang gak bahagia ketemu sama gue, seharusnya lo gak usah nerima waktu gue nembak lo! Lo cuman kasih gue harapan palsu tau gak!! Arghhhhh," teriak Artheryx yang entah sudah berapa lama berada di jembatan dengan laut lepas dibawahnya.

Kaki Artheryx mencoba menaiki satu-satu pagar pembatas jembatan.

"Arghhhhhh," teriak Artheryx lagi, seolah ingin melepaskan seluruh keluh kesahnya pada pemandangan dihadapannya.

"Kak, kalau mau lompat, yah lompat aja. Kasian saya ngeliat lautnya udah mangap-mangap nungguin jasadnya kakak," ucap anak perempuan yang bisa ditebak berumur sekitar 10 tahun, ia menatap Artheryx miris.

"Elaahhhh, ngapain lo bocah?" Artheryx turun dari pagar pembatas jembatan, menatap tajam pada anak yang baru saja menghinanya.

"Kakak tuh yang ngapain, saya mah mau pacaran. Situ udah jomblo, teriak-teriak gak jelas lagi. Kasian saya ngeliatnya," balas bocah perempuan itu, Artheryx tersinggung. Bisa-bisanya ia dihina dengan anak esdeh macam ini.

"Hadeuhhh gaya-gayaan lu bocah, masih nyusu sama nyokap udah gaya-gayaan mau pacaran. Pffftttt, Hahahahaha." Artheryx tertawa geli.

"Iri bilang boss, ayuk sayang kita pacaran ditempat lain." entah muncul dari mana, seorang anak laki-laki menarik tangan anak perempuan itu untuk menjauh dari tempat Artheryx, Artheryx tercengang. Rencananya untuk menenangkan hatinya yang sedang berapi gagal total, justru ia kembali meluap-luap setelah di hina oleh sepasang anak esdeh. Dimana harga diri seorang Artheryx sekarang?

Dengan perasaan kesal yang menjadi-jadi, Artheryx kembali ke mobilnya. Menyalakan mobil itu dengan hujatan-hujatan untuk anak esdeh yang dengan tega menghinanya.

Mobil Artheryx kembali melaju kencang, saking kencangnya mengalahkan lari Ying di animasi playboiboy. Ingat, ini bukan promosi yehh!

"Gas, lo dimana?" tanya Artheryx pada orang diseberang telepon.

"Gas, gis, gus pala lo Ther. Nama gue Bagas, yeh. Lo gak bisa seenaknya ngubah-ngubah nama gue, gini-gini bokab gue udah cape motong kambing buat nama gue yang cakep ini. Lo malah seenaknya ngubah-ngubah, ng--" Artheryx langsung memotong ucapan Bagas yang ngocehnya minta di tampol.

"Gue cuman tanya lo dimana? Ribet amat, sih."

"Biasa, dirumahnya si Ilham. Main ps kita, lo mau ikutan?"

"Gue kesana sekarang," Artheryx memutuskan telepon. Dengan hati yang masih terpotek-potek bersamaan dengan guntur dan kilat yang menyambar, Artheryx menambah kecepatan mobilnya.

"Bahkan, langitpun sedih ngeliat gue, Kay."


***


"Ehh, si Arther pengen kesini." tutur Bagas pada Ilham yang masih sibuk dengan stik ps nya.

"Tumben tuh anak mau dateng, biasanya gue manggil seratus kali, pun, dia gak bakal dateng. Kesambet apa dah tu bocah, ehh kalau gitu gue mau mintol." balas Ilham

"Mintol apaan? Minta pentil?, apa minta pentol?"

"Minta tolong, Gas, mintol itu minta tolong. Otak lu yah bener-bener, kalau bukan ambigu yah pasti makanan, kamprett emang." sempat-sempatnya Ilham menghujat Bagas yang otaknya memang minta diruqiyah, padahal Ilham dalam mode seru-serunya.

"Yah santai aja kali, gue cuman nanya yang gue gak tau," sewot Bagas

"Udah, udahh. Gue mau minta tolong, beliin snack sama minuman didepan tuh. Gak enak soalnya kalau si Arther datang gak ada apa-apa," jelas Ilham, bagas memicinkan matanya sebentar.

VenArthery X - (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang