Seperti perkiraan semua warga sekolah, nama Vena Agatha Graciella menjadi pemegang nilai ujian tertinggi, disusul Artheryx Vanega Hildrick. Hari ini adalah hari dimana XII seangkatan Sma Bhayangkara merayakan perpisahan, banyak dari mereka yang memilih mencoret serta merobek sana sini seragam yang mereka kenakan, lalu melakukan konvoi dengan berkeliling dijalanan memamerkan kelulusan mereka ke masyarakat.
Sementara Vena, daripada merusak baju Sma nya yang harusnya disimpan sebagai kenang-kenangan, gadis itu lebih memilih ke ruang guru. Meminta maaf serta mengajak selfie seluruh guru untuk ia posting ke akun instagramnya, tentunya sebagai kenang-kenangan yahh.
Setelah selesai dengan acara foto-fotoan bareng para guru, gadis itu mengitari sekolah yang sudah nampak sepi. Matanya terus saja berputar seolah mencari sesuatu. Tentu saja ia tengah mencari Artheryx, Vena ingin cepat-cepat pulang saja, perutnya dari tadi sudah minta diisi lagi. Selama hamil, Vena merasa nafsu makannya menjadi-jadi, bahkan ia bisa makan delapan kali sehari.
Walaupun sudah sepi, tidak mudah menemukan Artheryx secepat itu, sekolah ini cukup luas dengan banyak ruangan serta lorong-lorong. Belum jauh Vena meninggalkan ruangan guru, rasanya ia sudah lelah, ditambah matahari yang sudah cukup menyengat sukses membuat keringat Vena membutir. Gadis itu memilih berhenti di kursi taman sekolah, mengeluarkan buku dari dalam tasnya lalu mengipas-ipas dirinya sendiri.
"Yaelahh, si Arther mana, sih ini?" gumam Vena dengan mata yang terus menelusuri kawasan sekolah. Nah, untuk menghilangkan kejenuhan yang melanda, Vena mengeluarkan handphone nya sekedar mengecek Dm instagram, siapa tau dapat endorse.
"Ya ampun, bego banget, sih gue. Ini ada handphone, kenapa gue gak nelpon aja dari tadi." Vena menepuk jidatnya sendiri, lalu mulai menghubungi kontak Artheryx.
"Halo,"
"Hm,"
"Lo dimana sih, Ther. Gue dari tadi nyariin,"
"Depan gedung olahraga."
"Pulang yo, gue udah lemes. Dedek bayi nya juga udah laper ini."
"Lo dimana?"
"Taman sekolah."
*Tett tett
Dari kejauhan, Vena mendapati Artheryx yang semakin mendekat. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu menghampiri Artheryx.
"Lama banget, kayak jalannya pengantin mau naik pelaminan aja," cibir Vena saat Artheryx sudah berada dihadapannya.
"Lo mau pulang, gak sih?"
"Hehe iyaa," balas Vena dengan cekikikan khasnya.
"Yaudah ayo!" seru Artheryx lalu berjalan lebih dulu didepan Vena namun gadis itu masih mematung di tempat.
"Woy!!" teriak Vena, Artheryx berbalik malas. Vena sudah memasang tangannya dengan mode minta dipeluk, tak lupa dengan wajahnya yang sudah ia buat seimut mungkin. Iya imut, sampai-sampai Artheryx ingin muntah saja.
"Kenapa lagi?" tanya Artheryx, cowok itu curiga. Pasti Vena meminta hal yang aneh-aneh lagi hari ini. Sudah cukup untuk kemarin Vena menyiksanya dengan permintaan super tidak masuk akal, syukurlah Artheryx adalah typikal cowok penyabar, jadi semuanya dilewati dengan sabar dan tawakal. Eakk!!
"Gendong," ucap Vena manja, dengan suara di buat seimut mungkin, tak lupa puppy eyesnya yang sudah dalam mode on. Melihat Vena yang bertingkah seperti itu, membuat Artheryx ingin sekali melempar gadis itu kedalam kandang buaya. Biar dimakan sekalian sama para buaya darat, eh.
"Lo punya kaki!"
"Duhh.. Aduhh, Arther. Kaki gue keseleo, aduhh.." ucap Vena mendrama sambil memegangi kakinya, berharap Artheryx akan langsung menolongnya. Namun, boro-boro ditolongin, justru Vena hanya mendapat tatapan datar sedatar dada ayam oleh Artheryx.
KAMU SEDANG MEMBACA
VenArthery X - (On Going)
Teen FictionIni bukan kisah cinta remaja yang berstatus most wanted di sekolahnya, bukan kisah cinta si badboy dan si goodgirl, ataupun perjodohan dengan seorang Ceo tampan dan kaya raya yang menjadi impian para halu-ers :v Namun ini adalah kisah seorang Arth...