Artheryx bersama kedua sahabatnya; Bagas dan Ilham kini berada di kantin sekolah. Mereka tengah menikmati baso sapi milik mba Mela, wajah Bagas dan Artheryx terlihat menikmati setiap sendok baso beserta kuah yang masuk ke mulutnya. Sementara Ilham menatap kedua sahabatnya itu tanpa ekspresi.
Bisa tebak siapa yang bayar?
"Gilee lu gas elpiji, udah dua mangkuk masih minta nambah. Temen gada akhlak lo, yah." Ilham tak terima ketika bagas lagi-lagi minta tambah.
"Duit guee," Ilham nge-Drama sambil memeluk dompetnya. Wajahnya tak jauh beda dengan semvak bagas yang gak pernah dicuci seminggu.
"Hallahhh.. Baru neraktir dikit doang,"
"Dikit doang ndasmu!"
"Masih syukur yah gue ama si Arther gak minta yang lebih, cuman baso doang. Lagian hari ini harusnya lo seneng-seneng karena cinta lo yang berkali-kali di tolak Septa akhirnya diterima juga," jelas Bagas, ia masih setia mengunyah baso nya.
Artheryx terlihat santai menikmati makannya, ia nampak tak perduli dengan kedua sahabatnya yang tak lama lagi melakukan perang saudara. Pikirannya terus saja melayang pada satu titik, siapa dia?.
"Gak segitunya juga upil kuda! Ini namanya lo nyiksa gue. Duit gak jatuh dari langit, lo kira bokap gue gak cape ngumpulinnya gitu?" sewot Ilham yang merasa sangat dirugikan.
"Santuy aja lah, 3 mangkuk baso gak bakal bikin bokap lo bangkrut,"
"Serah lu ae, walau gue ngomong dari sabang sampai merauke duit gue juga gak bakal balik lagi," Ilham memutar bola matanya.
"Nah! Gitu dong dari tadi," Bagas membenarkan ucapan Ilham.
"Ehh btw, lo ngapain si Septa sampai tu cewe nerima lo? Atau jangan bilang... Lo nyantet anak orang yah.. Wah wahh gak bisa dibiarin ini!, sebagai orang yang pernah menjadi bagian terpenting dari hidup Septa, gue gak terima!!" lanjut Bagas,i a heboh sendiri. Bahkan air liurnya kini beterbangan kesana kemari.
"Njirr... Tutup dulu kerannya kalau mau ngomong, ternodai wajah tampanku ini ya lord!!"
"Lagipula Septa juga tau kali, mana yang tampan mana yang buriq!!" lanjut Ilham, wajahnya dibuat sesongong mungkin.
"Mulutmu minta di civok mas," Bagas bernada manja membuat Ilham geli sendiri.
"Najissss!!!!!"
"Bang Arther diem-diem bae," Bagas menepuk bahu Artheryx.
"Males gue ngomong ngeliat lo berdua," Artheryx meminum air mineralnya lalu beranjak pergi.
"Lahh, ngapa tuh bocah," gumam Ilham, Bagas hanya mengindikkan bahunya seraya meneruskan makan.
Artheryx melangkah menuju ruangan sejuta ilmu yang sangat jarang dikunjungi para siswa, dapat dihitung cowok yang berada di ruangan itu. Artheryx punya tujuan sendiri untuk datang ke perpustakaan, baca buku? GAK!. Pinjem buku juga kagak. Ganjenin cewek-cewek? Najiss!! Lantas apa yang membawa cowok itu kemari?.
Artheryx menangkap objek yang ia cari, ia mendekati gadis yang tengah fokus pada buku ditangannya. Sebenarnya cowok itu penasaran pada diri gadis itu, terlebih setelah melihat sesuatu yang membuatnya tak bisa tidur semalam.
"Serius amat lo," Artheryx memilih-milih buku di rak tepat didepan gadis itu. Namun tak ada respon, sepertinya gadis itu hanya terfokus pada buku yang tengah ia baca.
"Khhhmmmm.." Artheryx pura-pura batuk, ia kemudian melirik ke arah gadis itu. Lagi-lagi tak ada respon. Cowok itu kehabisan akal, ia berjalan mendekati gadis itu lalu berdiri tepat dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VenArthery X - (On Going)
Teen FictionIni bukan kisah cinta remaja yang berstatus most wanted di sekolahnya, bukan kisah cinta si badboy dan si goodgirl, ataupun perjodohan dengan seorang Ceo tampan dan kaya raya yang menjadi impian para halu-ers :v Namun ini adalah kisah seorang Arth...