Chapter 10 - Status

841 138 31
                                    

Dahyun menerima uluran secangkir air hangat dari Nayeon, teman segrupnya yang beberapa saat lalu menjemput dengan perasaan khawatir yang membuncah.

Saat ini Dahyun dibawa Nayeon ke apartemen pribadinya. Bekerja bertahun-tahun sebagai member girlgrup sukses, tentu membuat Nayeon berhasil membeli hunian yang ia idamkan.

"Sialan! Jika aku bertemu dengan orang itu, akan kupotong tubuhnya menjadi satu-per satu bagian!" Umpat Nayeon usai mendengar keseluruhan cerita yang Dahyun alami beberapa waktu lalu.

"Eonni..." lirih Dahyun sambil menatap Nayeon dengan pandangan yang lesu. "Kumohon, jangan memberi tahu siapapun terkait masalah ini. Tidak dengan keluargaku, tidak dengan JYP, dan tidak pula dengan member Twice yang lain"

Nayeon menatap Dahyun tak percaya. "Lalu, kau ingin aku menutup mulut atas tindakan pelecehan yang baru kau alami? Atas ketidaktelitian Suga, kau harus mengalami mimpi buruk itu? MAKSUDMU, AKU HARUS DIAM ATAS SEMUA INI, DAHYUN?"

Dahyun kembali meneteskan air mata sambil mengangguk pelan. "Aku baru saja menikah, Eonni...Aku tak ingin membuat dua keluargaku ribut hanya karena hal ini. Apalagi nenek ku. Kondisinya baru saja membaik. Aku tak ingin JYP dan Bighit harus saling beradu di meja hijau. Aku tak ingin seluruh member Twice mengasihani diriku. Dan yang terpenting, aku tak ingin image ku hancur."

Nayeon memejamkan matanya guna menahan emosi," tap-tapi... kau diperlakukan tidak menyenangkan oleh orang itu Dahyun!"

Dahyun mengangguk,"memang. Sesungguhnya aku benar-benar benci orang itu sampai ke ubun-ubun. Tapi kau juga tahu sendiri kan? Bagaimana pandangan masyarakat Korea terhadap artis wanita yang terkena pelecehan?"

Nayeon kini bungkam. Ia kesal pada keadaan. Di satu sisi ia ingin orang itu ditimpal dengan hukuman yang berat, namun di sisi lain, Nayeon tak ingin reputasi Dahyun berantakan hanya karena kabar itu terkuak.

Dahyun tersenyum menatap Nayeon yang begitu peduli padanya," Eonni, satu hal yang ku syukuri saat ini adalah, aku masih menjaga mahkota ku. Jadi, apapun itu asalkan aku tak bertemu dengannya, kurasa aku masih bisa melupakan kejadian itu pelan-pelan"

Nayeon mengangguk lemas lalu memeluk Dahyun erat. "Aigoo, adik ku sudah dewasa sekarang." Ucap gadis itu sambil mengelus pelan punggung Dahyun.

Hanhwa Galleria Foret, 02:30

Dahyun membuka pintu apartemen Hanbin dengan lemas. Hari ini terasa begitu berat baginya. Jika bisa, Dahyun ingin sekali waktu cepat berlalu agar ia bisa melupakan kejadian traumatik ini.

Kakinya melangkah pelan memasuki ruangan usai mengganti sepatunya dengan sendal rumah. Ruangan dapur yang langsung berhadapan dengan pintu masuk sudah gelap gulita, dapat Dahyun pastikan jika si penghuni rumah sudah berada di alam mimpi.

Namun ketika Dahyun berbelok ke kanan—ke arah ruang tamu, Hanbin masih asik menonton dengan satu-satunya sumber pencahayaan yang berasal dari pantulan cahaya tivi.

"Eoh, kau sudah pulang?"

Dahyun mengangguk pelan. Entah kenapa, mungkin karena terdoktrin oleh status mereka yang suami-istri, rasanya Dahyun ingin menghambur ke pelukan Hanbin dan menangis dengan puas. Menceritakan betapa jahatnya asisten Suga itu, dan mengumpat berkali-kali. Namun karena ia tahu bahwa itu tak akan pernah terjadi, maka gadis yang berusia dua puluh enam tahun itu malah menangis sesenggukan dan berlalu ke kamarnya dengan cepat. Hanbin menaruh bir kaleng yang sejak tadi setia menemaninya itu, lalu menatap pintu kamar Dahyun yang baru saja di tutup dengan kencang.

"Apakah salah jika aku menyapanya?" Gumam pemuda itu.

Dorm Twice, 04:23

Mina terbangun dari tidurnya karena ponsel miliknya terus bergetar. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih, ia mengangkat panggilan itu dengan suara khas bangun tidur." Hm? Yeoboseo?"

That Producer Is My Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang