Chapter 25 - A kiss

912 132 33
                                    

"Senja saat kita bertemu dan senja saat kau menghilang"- Nayeon's caption

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senja saat kita bertemu dan senja saat kau menghilang"- Nayeon's caption.
.

.

.

Hanhwa Galleria Foret, Seoul

Dahyun bangun pagi-pagi hari ini. Dia sudah janji akan jogging dengan Jimin di jogging track apartemennya. Dengan balutan pakaian olahraga serta rambut yang dia ikat tinggi-tinggi, Dahyun keluar dari kamarnya.

Namun baru keluar dari kamar, sosok Hanbin yang berbalut baju olahraga tanpa lengan, menghiasi pemandangan Dahyun.

"Mau ke gym, juga?" Tanya Hanbin.

Dahyun menggeleng pelan karena masih canggung atas kejadian semalam. Hanbin benar-benar marah. Dan setelah teman-teman mereka pergi pun, pemuda itu tak keluar dari studio nya.

"Mau jogging." Jawab Dahyun dan Hanbin mengangguk.

Dahyun pamit dan berlalu menuju pintu keluar, tapi langkahnya terhenti ketika Hanbin memanggil namanya.

"Aku boleh ikut?"

Dahyun meremas jari-jarinya. Akan terjadi perang dunia ketiga jika Hanbin tau Jimin kembali mengunjungi wilayah apartemen Hanbin. Dahyun menggigit bibir bawahnya, otaknya berputar mencari berbagai alasan.

"Kalau kau merasa terganggu, tidak apa-apa. Aku bisa pergi ke gym saja." Ucap Hanbin karena merasa Dahyun keberatan Hanbin ikut bersamanya.

Dahyun sontak menggeleng lagi,"tak apa! Ayo, keburu siang!" Jawab Dahyun dan gadis itu berlalu keluar dengan cepat.

Mereka berdua berjalan canggung. Hanbin berusaha tak menatap Dahyun, sedangkan gadis itu sibuk membalas pesan obrolan Jimin. Rencana Dahyun, dia akan mengajak Hanbin memutari track yang berbeda dengan tempat dimana Jimin menunggunya. Ia akan pamit sebentar, lalu berlari ke tempat Jimin karena tak enak pada pria itu yang sudah rela bangun pagi dan menunggunya. Setelah mengajak Jimin berbincang sebentar, ia akan menyuruh pemuda itu pulang, dan ia kembali menemui Hanbin.

Bisakah rencananya berjalan mulus?

Dahyun meyakinkan hatinya bahwa ini akan berhasil. Meski ia merasa bahwa kini ia bertingkah bak seorang gadis yang tengah selingkuhi pacarnya.

"Dahyun, soal ucapanku tadi malam, aku minta maaf jika sedikit keras." Hanbin mencoba membuka percakapan.

Dahyun mengangguk pelan. Ia kembali mengingat satu demi satu kata yang Hanbin ucapkan. Hatinya kembali nyeri kala mengingat Hanbin menyebutkan neneknya. Segampang itukah ia membawa nenek tercinta Dahyun yang sedang sakit, untuk melarang Dahyun? Tak sadarkah Hanbin bahwa sekarang mereka terikat janji pernikahan karena permintaan neneknya yang sakit keras. Mata Dahyun kembali berkaca-kaca.

"Aku seperti itu karena..." Hanbin mengembuskan napas keras. "...aku tak ingin ada yang berkunjung ke apartemenku hanya untuk mencarimu."

Dahyun menghentikan lari kecilnya lalu menatap Hanbin,"maksudnya?"

That Producer Is My Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang