Dorm Twice, 20:17
Kesembilan member Twice kini tengah berkumpul di ruang tengah sambil menatap beberapa kotak pizza dengan penuh damba.
"Baiklah, bersiap...." aba-aba Nayeon pada seluruh member. Terlihat semua mata tertuju pada kotak pizza yang menggiurkan.
"Yak, MULAI!"
Kesembilan perempuan yang dijuluki taman bunga itu sibuk melahap tanpa ampun potongan-potongan pizza. Dalam waktu singkat, 3 kotak sudah ludes oleh mereka. Sepertinya nafsu makan mereka sedang berada pada puncaknya, karena itu meski sudah tak seheboh tadi, mereka tetap tak berhenti menikmati makanan khas italia itu.
"Hei Dahyun, kau sungguh tak akan kembali?" Nayeon yang baru saja menghabiskan potongan pizza yang kesekian, bertanya pada dongsaengnya.
Dahyun berhenti mengunyah sebentar, lalu kembali memamah makanan itu dengan cepat seakan pertanda jika ia tengah kesal. Mengingat ketusnya sikap Hanbin tempo hari, selalu saja berhasil membuat amarah Dahyun menggemuruh.
"Tidak" jawab gadis itu santai.
"Dahyun, kau kan sudah menikah. Meski hanya pernikahan kontrak, tetapi tetap saja..." kini Mina yang berusaha menasehati Dahyun.
"Dahyun, sejujurnya aku tak peduli kau akan kembali ke rumah suamimu atau tidak, tapi aku tak suka jika kau punya masalah, kau malah lari bukan menyelesaikannya" Jungyeon kini bicara sambil menatap lurus kearah Dahyun.
Mata Dahyun berkedip beberapa kali,"siapa yang punya masalah? Aku? Dengan pria bodoh itu? HAH YANG BENAR SAJA!" Tiba-tiba Dahyun kesal ketika menurutnya Jungyeon kini tengah memojokkannya.
"Lalu menurutmu apa? Ketika kau bahkan tak kembali ke rumah suami kontrakmu selama 3 hari? Aku tidak tuli ketika tak sengaja, mendengarmu yang di telpon oleh ibumu dan dengan imutnya kau bicara : oppa sangat baik. Dia menjagaku dengan baik, eomma" Ucap Jungyeon dengan gaya bicara Dahyun di akhir kalimatnya.
Pipi Dahyun memanas. Ia malu. Tak menyangka jika percakapannya dengan sang bunda, tak sengaja di dengar oleh salah satu membernya.
"Apapun itu, selesaikanlah! Kalian harus bekerja sama dengan baik hingga akhir 'kan?" Lanjut Jungyeon lagi.
Kini Dahyun mendesah lesu. Nafsu makannya perlahan hilang. Dengan malas, gadis itu beranjak dari duduknya, masuk ke dalam kamar, dan tak lama kemudian keluar dengan pakaian yang rapi. Seluruh member Twice tersenyum bahkan ada yang mengancungkan kedua jempolnya atas keputusan Dahyun barusan.
"Aku pergi" pamit Dahyun kepada seluruh membernya di depan pintu dorm.
"Hm." Angguk Sana "jangan lupa hubungi kami jika kau sudah sampai" lanjut gadis jepang itu.
Dahyun tersenyum sambil mengangguk. Lalu ia perlahan-lahan menjauh dari dorm Twice yang akan selalu ia rindukan itu.
Hanhwa Galleria Foret, 20:57
Dahyun berdiri dengan canggung di depan pintu apartemen Hanbin. Ia berulang kali melatih kosa katanya ketika pria dengan hidung tinggi itu membuka pintu. Namun betapa terkejutnya Dahyun ketika tiba-tiba pintu terbuka dan menampakan Hanbin dengan pakaian yang rapi seperti akan pergi ke suatu tempat.
"Eh, H-halo?" Sapa Dahyun dengan penuh kecanggungan.
"Hm. Kau sudah sampai?" Tanya pria itu. Tanpa perlu repot-repot berbasa-basi dengan Dahyun.
"Eoh. Aku baru sampai dan akan memencet bel , tapi ternyata kau sudah lebih dulu keluar." Dahyun memperhatikan penampilan Hanbin sekali lagi "kau akan pergi ke suatu tempat?"
Hanbin menatap tampilan dirinya sendiri, lalu mengangguk sebagai jawabannya. "Ibuku menelepon jika Hanbyul menangis merindukanku, jadi aku harus pulang. Masuklah dulu, aku sudah menyiapkan kamar untukmu sejak 3 hari lalu. Dari pintu masuk, kamarmu disebelah kiri, berhadapan dengan kamarku yang berada di sebelah kanan."
Dahyun mengangguk.
Hanbin baru saja akan pergi tapi Dahyun menahannya.
"Ehm, kau tidak ingin mengajakku juga? M-maksudku, kita kan sudah menikah...agak aneh jika kau pulang ke rumah orang tuamu, tapi aku tak ikut. Takutnya semua keluargamu menanyakan keberadaanku." Ucap Dahyun.
"Soal itu kau tenang saja. Aku sudah bilang pada ibuku jika kau sedang beristirahat karena kelelahan beraktivitas seharian ini."
"O-ok." Balas Dahyun.
Kini pasangan itu berdiri canggung untuk satu sama lain. Mereka ingin membuka mulutnya, namun diurungkan kembali. Hingga akhirnya Hanbin yang memulai.
"Aku pergi dulu."
Dan setelah itu Dahyun menatap lamat-lamat punggung Hanbin yang semakin menjauh.
"Hei, kenapa aku merasa kesal ketika ia tak mengajakku? Woah aku pasti sudah gila!" Ucap Dahyun pada dirinya sendiri lalu buru-buru masuk ke apartemen.
Dahyun sekali lagi dibuat takjub oleh penampilan apartemen milik Hanbin. Ia benar-benar menyukai apartemen ini. Seperti membuat orang lain merasa nyaman. Tak banyak perabot disini, Hanbin menyulap apartemennya simple, namun tetap aesthetic.
Dahyun lalu beranjak ke kamarnya. Ia penasaran,seperti apa tampilan kamarnya yang disulap Hanbin.
Ceklek!
Pintu terbuka perlahan dan Dahyun memilih untuk menutup matanya guna membuat surprise pada dirinya sendiri. Gadis itu menghitung dalam hati sebelum akhirnya membuka mata monolidnya pelan-pelan.
Mulutnya terbuka dan matanya membulat ketika melihat kamar yang disiapkan Hanbin untuknya. Hatinya menghangat ketika menyadari barang-barangnya sudah ditata serapi mungkin dengan beragam perabot yang menghiasi kamarnya.
Senyum kembali tercipta di wajahnya. Seperti baru saja tersadar akan sesuatu, Dahyun segera menghubungi Hanbin lewat pesan obrolan dan berterima kasih. Tak lama pemuda itu membalasnya dengan pernyataan jika itu bukan masalah untuknya.
Dahyun buru-buru masuk dan menjatuhkan dirinya keatas kasur empuk. "Wah, ini bahkan lebih empuk dari kasurku dirumah" kata Gadis itu sambil menikmati kasur barunya. "Sepertinya tak buruk juga menikah dengan produser seperti B.I" ungkap Dahyun sambil terkekeh sendiri dan terlelap kemudian.
Tobecontinued...
Hai.......?!
KAMU SEDANG MEMBACA
That Producer Is My Husband [COMPLETE]
FanficDahyun Twice, dihadapkan pada sebuah situasi sulit. Nenek tercintanya mengidap penyakit keras dan divonis tidak akan berumur panjang. Sebagai permintaan terakhirnya, Sang Nenek meminta Dahyun untuk menikah dengan lelaki pilihannya. Apakah Dahyun men...