Chapter 12 - Terkuak!

869 153 78
                                    

Dahyun bangun sambil merenggangkan badannya. Ia memang telah berencana bangun agak siang setelah semalam ia tak tidur memikirkan ucapan Jimin yang memintanya agar tak menyerah memberikan kebenaran atas apa yang telah terjadi. Bahkan Jimin tak peduli jika asisten Suga itu diseret ke jalur hukum. Terima kasih untuk Jimin, tapi untuk saat ini Dahyun belum mau membuka tabir yang sebenarnya.

Dahyun juga tak mengerti darimana Jimin tau soal dirinya dan asisten Suga itu, tapi yang jelas permohonan Jimin agar dirinya bertemu dengan Suga, belum bisa Dahyun kabulkan. Ia merasa masih trauma apalagi jika harus bertemu dengan orang itu.

Telinga Dahyun sayup-sayup mendengar bunyi dari perabotan dapur yang beradu, ia lalu menatap jam dinding kamarnya, biasanya di waktu ini, Hanbin sudah keluar untuk workout. Penasaran siapa gerangan, Dahyun segera keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah dapur.

Gadis itu menahan tawa kala melihat tubuh macho Hanbin dibalut celemek tengah sibuk membuka microwave lalu bergulir cepat ke arah kompor dan bergerak sigap mengambil sesuatu di kulkas. Senyum Dahyun memudar kala melihat keringat mulai mengalir di keningnya dan Hanbin sama sekali tidak peduli akan hal itu.

Dahyun mengambil secarik tissue kering lalu berjalan kearah Hanbin dan tanpa aba-aba menyeka keringat pemuda itu pelan. Hanbin membeku, lalu menatap Dahyun kemudian.

"Keringatmu terus mengalir. Dan aku tipe perempuan yang tidak suka keringat berlama-lama di wajah." Kata Dahyun seakan tahu apa yang akan Hanbin tanyakan.

"Benarkah? Tapi dulu Lisa pernah bilang padaku jika pria berkeringat sehabis latihan itu seksi." Ujar Hanbin yang masih menatap Dahyun.

Tangan Dahyun tergantung diudara,"tapi kau tidak sedang latihan, Tuan Kim." Perjelas Dahyun.

Hanbin menampilkan smirk nya,"kau salah Kim Dahyun, aku memang baru saja selesai workout"

Dahyun menatap baju yang melekat di badan Hanbin, sebuah setelan dari merek Fashion Reebok. Ternyata benar jika ia baru saja selesai workout.

"Apapun itu, aku tetap risih melihat keringatmu!"

Hanbin mengangguk lalu kembali pada aktivitas masaknya. Ia menatap sekilas kearah Dahyun yang tengah menuang air ke gelas dan meminumnya. Sejujurnya Hanbin sangat ingin bertanya soal rumor yang ia dengar serta ada masalah apa sehingga Jimin menemuinya ke sini. Tapi entah mengapa, Hanbin tak punya kekuatan untuk menanyakan itu.

Dahyun kembali berbalik ke arah kamarnya yang langsung membuat Hanbin memanggilnya dengan suara sedikit keras,"Kau tidak sarapan, Dahyun?"

"Ini sudah terlalu siang bagiku untuk sarapan." Jelas gadis itu usai membalikkan badannya kearah Hanbin lagi.

"Uhm, sepertinya aku membuat sarapan terlalu banyak...apa kau mau?" Tawar Hanbin kikuk. Padahal dia yang kemarin dengan sok kerennya meminta Dahyun berhenti bersikap baik agar tak membuatnya salah paham, malah kini ia yang menjilat ludahnya sendiri.

Dahyun mengernyit. Tak ingin suasana semakin mencekiknya, Hanbin kembali berucap," sekalian aku ingin berbincang soal permintaanmu itu, tentang menjadikanku penanggung jawab comebackmu"

Mata Dahyun membulat, ia lalu mendekati Hanbin," kau sungguh mau menjadi produserku?"

Hanbin terbatuk kecil," yah, aku harus lihat konsepmu dulu, lalu mencocokkan jadwal jika memang bisa, dan beberapa hal perintilan lainnya yang harus kita bicarakan. Karena itu maukah kau—" ucapan Hanbin terpotong setelah Dahyun tiba-tiba mengambil piring dan alat makan lalu duduk manis di depan kursi Hanbin.

"Dasar, benar-benar" gumam kecil Hanbin sambil terkekeh. Ia lalu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua lalu bergabung dengan Dahyun di meja makan.

That Producer Is My Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang