Chapter 03 - The Day

956 149 53
                                    




Maladewa, 10:30

Dahyun meremas kedua tangannya. Beberapa menit lagi, tepatnya pukul 11 siang ini, Dahyun akan menikah dengan pria pilihan nenek tercintanya. Apakah Dahyun sudah kenal dengan lelaki macam apa yang akan menikahinya? Jawabannya, belum! Bahkan hingga tadi malam, ketika seluruh keluarga sudah tiba di salah satu hotel, dan Dahyun memaksa ingin bertemu dengan si Rudy-rudy itu, ia malah mendapat kabar jika pemuda yang akan menikah dengannya besok itu belum tiba. Dan yang lebih gilanya lagi, si Rudy itu baru akan berangkat dari Korea tengah malam nanti?!

Beruntungnya baik Dahyun maupun Rudy sudah membicarakan hal-hal penting terkait rumah tangga mereka nantinya melalui pesan obrolan di Line. Seperti perjanjian jika keduanya sepakat bercerai ketika sudah waktunya, hingga kesepakatan untuk tidak memberitahu orang lain mengenai ikatan pernikahan mereka. Dahyun tak memberitahu calon suaminya itu jika ia sudah membeberkan kepada teman-teman sejawatnya perihal pernikahan. Nasi sudah menjadi bubur 'kan? Lagipula Dahyun yakin tak akan muncul masalah jika memberitahu teman-temannya. Yang ada masalah ialah jika memberitahu dispatch!

Sebenarnya, Dahyun benar-benar dilanda rasa penasaran mengenai calon suaminya. Yang gadis mungil itu ketahui hanyalah fakta bahwa pria itu bernama Rudy. Ketika Dahyun menanyakan tentang nama asli pemuda itu, ia selalu mendapat jawaban : Kau akan tahu nanti ketika kita bertemu di altar.

Atau bahkan ketika Dahyun menanyakan perihal pekerjaan lelaki itu, ia selalu menerima jawaban : Apapun itu yang penting pekerjaanku bukan seorang criminal.

Lucunya, lelaki itu juga tak tahu siapa sebenarnya gadis yang akan ia nikahi. Dari apa yang Dahyun tahu, Rudy hanya memanggilnya dengan 'Hyuni-e'. Dan malam itu, ketika Dahyun mulai risih dengan panggilan 'Hyuni-e', ia meminta agar Rudy memanggil namanya dengan benar, Dahyun mendadak tertawa hingga terjungkal ketika membaca balasan pesan dari calon suaminya : Aku bahkan tak tahu jika kau punya nama panjang. Ku pikir namamu hanya Hyun.

Yah, begitulah. Sebuah hubungan yang unik.

Dan sekarang, ketika pikiran Dahyun mulai kembali ke realita, detak jantungnya semakin cepat saat ayahnya mulai masuk dan menemani gadis itu di dalam kamar.


Pavillion glass, Maladewa, 11:00

Kim Daehyun, kakak lelaki Dahyun satu-satunya, menatap keluarga pihak mempelai laki-laki dengan seksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Daehyun, kakak lelaki Dahyun satu-satunya, menatap keluarga pihak mempelai laki-laki dengan seksama. "Eomma.." Panggilnya pelan. "Sebenarnya siapa calon suami Dahyun? Apakah hingga akhir aku tidak boleh tau siapa orangnya?" Tanyanya kepada sang ibu.

Nyonya Kim menggeleng pelan sebagai jawaban untuk putranya," Eomma bahkan tak diberitahu oleh nenekmu. Beliau hanya berkata, bahwa orang itu baik."

Keduanya- ibu dan anak itu menghela napas frustasi, hingga sebuah suara yang mengumumkan jika sang mempelai pria tiba di ruangan, berhasil merebut atensi mereka.

Beberapa detik terasa bagai tahunan bagi Daehyun ketika sosok calon adik iparnya itu belum menampakan batang hidungnya. Dan napasnya sesak usai mendengar suara nyaring dari sepatu yang beradu dengan lantai pavilion. Bukan hanya Daehyun yang penasaran dengan bentuk fisik calon suami adiknya itu, seluruh keluarganya mengalami hal yang sama. Terlihat dari seluruh kepala yang menghalangi pandangan Daehyun untuk melihat pria bernama Rudy itu. Hanya neneknya yang tersenyum menanti sosok Rudy berdiri di altar.

That Producer Is My Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang