Loneliness is the absence of connection, not company.
-k.tolnoe-
.
.
.
Niken menyalakan lampu di ruang tamu.Suasana rumah terasa kosong karena Leon belum pulang. Hari ini terhitung seminggu sejak Niken mulai tinggal di rumah itu. Sepanjang minggu itu, Niken jarang sekali bertemu dengan Leon. Niken biasanya sudah pulang duluan dan langsung makan malam karena Leon bilang dia akan lembur. Niken banyak memesan makanan atau membeli makanan dari luar karena Leon bilang untuk tidak menunggunya. Niken sempat mempertimbangkan untuk belajar memasak tapi dia tidak mau menghancurkan dapur Leon.
Apa aneh jika Niken merasa mereka lebih dekat saat mereka tinggal terpisah?
Biasanya Leon selalu menyempatkan diri untuk menelepon Niken tengah malam. Tapi sejak mereka tinggal bersama, mereka masuk ke kamar masing-masing. Niken bahkan tidak tahu jam berapa Leon pulang setiap malam. Yang dia tahu, Leon selalu bangun lebih pagi darinya untuk membuat sarapan. Hal itu yang membuat Niken selalu termotivasi untuk bangun lebih pagi. Hanya supaya dia bisa melihat Leon memasak dan mereka bisa sarapan bersama sebelum Leon berangkat kerja.
Beberapa kali Leon tidak pulang larut malam tapi dia sibuk di dalam ruang kerjanya. Sering kali juga Niken mempertimbangkan untuk mengetuk pintu ruang kerjanya untuk menawarkan teh, kopi atau cemilan. Walaupun sebenarnya Niken hanya ingin bertemu Leon lebih sering karena seminggu ini rasanya dia begitu jauh. Tapi di saat yang sama, Niken tidak ingin terlihat seperti pacar yang manja. Leon sedang sibuk bekerja, bukan sengaja menghindarinya. Karena itu, Niken selalu membatalkan niatnya ketika ingin mengetuk pintu ruang kerjanya di malam hari.
Niken meletakkan sepatunya di rak dan berjalan ke arah dapur. Dia membuka pintu kulkas untuk mengambil susu stroberi. Mulutnya sibuk meminum susu itu sambil berpikir apakah dia harus pergi ke minimarket untuk membeli stoknya lagi. Tapi dia ingat pesan Leon untuk tidak keluar dari rumah ketika dia sudah selesai bekerja. Ingatan itu membuat Niken menghela napas dan membuang kotak susu kosong ke tempat sampah. Dia langsung naik ke kamarnya dan mandi di kamar mandi luar. Karena kamar mandi itu sudah bisa digunakan sejak malam pertama dia mulai menginap minggu kemarin.
Sebelum pulang Niken diberikan nasi kotak dari kliennya hari ini. Katanya sebagai ucapan terima kasih karena hasil make-up untuk pestanya sangat cantik dan sesuai dengan keinginannya. Ucapan terima kasih itu menguntungkan bagi Niken karena dia tidak perlu membeli makanan lagi. Niken sibuk makan sendirian di atas meja makan sambil mengecek ponselnya. Ini adalah kesehariannya di rumah Leon yang terasa sangat membosankan, seperti dia tinggal sendirian. Dia mulai berpikir apakah ini akan menjadi kesehariannya jika sampai mereka berdua menikah nanti.
Apa Leon akan terus pulang malam karena bekerja? Apa Niken harus menunggunya setiap malam dan makan malam duluan? Semua pertanyaan itu membuat Niken cemas. Mereka tinggal di satu rumah tapi rasanya hubungan mereka malah kian merenggang. Niken menarik napas dan berpikir apa ada hal yang bisa dia lakukan supaya pikirannya teralihkan dari urusan hubungan mereka. Niken tidak ingin terlalu banyak memikirkan masalah hubungan mereka dan malah memberatkan pikiran Leon.
Niken mengerjap ketika sadar dia punya sesuatu yang bisa dia lakukan. Dia mungkin memang tidak bisa memasak. Tapi dulu ibunya pernah mengajarkannya cara membuat minuman yang bisa menambahkan stamina dan semangatnya saat dia kelelahan karna sesi foto atau syuting. Mungkin Niken bisa membuatkannya untuk Leon supaya dia lebih semangat bekerja. Juga supaya Leon tahu bahwa Niken akan selalu mendukungnya dalam bekerja. Dibandingkan memikirkan perasaannya sendiri, Niken bisa berusaha lebih keras untuk mendukung Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affogato (FIN)
Romans(Seri Kedua dari Coffee Series) "Banyak orang bilang mencintai itu mudah. Tapi perihal bertahan, itu adalah sebuah pilihan." -Niken Carabella Widjaya #3 dalam kategori #kopi (27/06/20) #9 dalam kategori #ceritacinta (27/06/20)