#5. Perpustakaan

478 132 559
                                    

Aresha memainkan pensil mekanik berwarna biru tosca dengan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aresha memainkan pensil mekanik berwarna biru tosca dengan tangannya. Sesekali ia mengetuk kepalanya dengan pensil mekanik tersebut, dengan harapan otaknya mendapatkan sedikit pencerahan.

Gadis mungil itu membaca soal yang ada di depannya berulang-ulang. Ia bingung bagaimana mengerjakan soal tersebut. Sin? Cos? Tan? Entahlah, ia tidak mengerti materi ini. Cara mengajar Bu Beti juga tidak bisa dibilang sangat baik, beliau hanya memberi soal yang banyak kemudian dibahas perkelompok.

"Soal apaan sih ini?!" gerutu Aresha sambil melempar kertas soal itu ke mejanya. Kyla yang ada di sebelahnya tentu saja terkejut akan kelakuan Aresha yang tiba-tiba.

"Soal apa, Sa? Bu Beti?" tanya Kyla pada Aresha sambil berkaca pada cermin kecil yang selalu ia bawa.

"Iya, lo udah ngerjain belom?" tanya Aresha.

"Belom lah, udah kerjain di rumah aja. Kan dikumpulinnya juga besok." Kyla masih memandang ke cermin kecil miliknya, merapihkan rambutnya yang panjang.

"Percuma, orang gue gabisa ngerjainnya. Ajarin gue dong," bujuk Aresha pada sahabatnya.

Kyla menutup cermin kecil miliknya lalu menjawab perkataan Aresha. "Gue gak jago ngajarin orang, lo tau sendiri kan. Gue paham sama materi itu tapi kalo ngejelasin lagi gue gak bisa, ya gitu lah pokoknya. Bukannya gue gak mau bantu."

Aresha menghela napasnya. Benar apa kata Kyla, waktu itu dia meminta Kyla menjelaskan kepadanya, tetapi Aresha malah bingung dengan kalimat yang Kyla lontarkan. Bukan hanya Aresha saja, tapi teman-temannya yang lain juga sama.

Aresha menopang dagunya, melirik ke arah jendela. Seketika ia teringat perkataan Jeno waktu itu, di mana ia boleh menanyakan soal-soal pada lelaki itu.

Aresha menengok ke meja Jeno, tapi teman sekelasnya itu tidak ada di bangkunya. Tidak lain dan tidak bukan, pasti Jeno sedang ada di perpustakaan sekarang.

"Gue ke perpus ya? Lo mau ikut ga?" tanya Aresha.

"Lo mau minta ajarin ke Jeno?" Kyla balik bertanya.

Aresha menganggukkan kepalanya. "Mau ikut ga?"

"Ga usah deh kalo gitu, biar lo berdua aja sama dia, hahaha." Kyla tahu bahwa jika ia ikut dengan Aresha, ia hanya akan jadi nyamuk di sana.

"Dih apaan, orang cuma belajar! Ya udah kalo gamau ikut, gue ke perpus dulu, byeee," ucap Aresha lalu meninggalkan kelas.

Aresha berjalan ke perpustakaan dengan perasaan senang. Dia memang tertarik pada lelaki itu. Entahlah, menurutnya Jeno itu unik. Bukan hanya unik karena lelaki itu gemar meminum susu coklat, tetapi karena sikapnya juga. Aresha masih bertanya-tanya mengapa lelaki itu begitu pendiam, dan juga agak dingin.

Mungkin ia bisa menanyakan hal itu nanti?

Sesampainya di perpustakaan, Aresha langsung mencari lelaki berambut hitam dengan tahi lalat di dekat mata kanannya itu. Ia menuju ke tempat yang biasa lelaki itu duduki, di pinggir ruangan dekat jendela.

My Classmate [Jeno] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang