Tatapan seorang gadis berambut panjang yang sering dipanggil Sasa itu tertuju pada bangku kosong yang berada di depannya. Sudah cukup lama ia memandangi bangku kosong itu, bertanya-tanya ke mana si pemilik bangku itu pergi.
Ini tidak seperti biasanya. Bangku itu tidak pernah kosong. Baru hari ini Aresha melihat bangku itu kosong, bahkan tanpa kabar sedikitpun.
Aresha menghela napasnya pelan. Ia merogoh handphone yang ada di sakunya, mencari kontak dengan nama 'Arkana Jeno' lalu menelepon nomor tersebut.
Nomor yang Anda tuju tidak aktif. Dimohon untuk mencobanya beberapa saat lagi.
Aresha mencoba menelepon nomor tersebut beberapa kali, namun hasilnya tetap sama. Nomor tersebut tidak aktif. Akhirnya ia pun menyimpan handphone-nya di atas meja, menyerah untuk menelepon Jeno.
"Sa, jangan terlalu dipikirin. Mungkin dia ada acara mendadak, jadi gak sempet bilang," ucap Kyla sambil menepuk pundak Aresha. Kyla ini adalah sahabat dekat Aresha sejak kelas 10. Mereka beruntung karena selalu mendapatkan kelas yang sama hingga saat ini, saat mereka telah menduduki bangku kelas 12.
"Mungkin, tapi dia gak pernah begini. Gue jadi khawatir," jawab Aresha.
"Besok pasti dia masuk sekolah lagi. Pas dia udah masuk, lo bisa tanya-tanya kenapa dia gak ngasih kabar sepuas lo. Sekarang kita fokus belajar dulu, Sa." Kyla mengelus-elus punggung sahabatnya itu, berharap ia dapat menenangkan pikiran Aresha sejenak.
Aresha mengangguk. Semoga apa yang dikatakan Kyla benar, bahwa Jeno tidak apa-apa. Besok Jeno akan kembali ke sekolah dan saat ini ia sedang ada acara yang sangat mendesak sehingga tidak memberi kabar pada siapapun. Termasuk pada Aresha.
Aresha membuka buku tulisnya dan mulai menulis sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran. Berharap jika ia dapat melupakan kekhawatirannya tentang Jeno.
1 menit, 2 menit, 3 menit....
Aresha melempar pensil mekanik yang ia genggam ke mejanya. Tidak bisa, ia tidak bisa berhenti khawatir. Aresha menengok ke arah bangku Jeno lagi. Lalu ia melamun.
Aresha tiba-tiba teringat, bagaimana dulu ia dan Jeno bertemu.
♡♡♡
Aresha melihat satu demi satu kertas yang baru saja ditempel di mading sekolahnya. Pengumuman tentang kelas mana yang akan ia duduki tahun ini. Aresha mengecek tiap kertas, berharap ia berada di kelas yang sama dengan Kyla.
"Kelas 11 IPA 3, Aresha Lynelle..." gumam Aresha. Ia sudah dipastikan masuk ke kelas IPA 3 dan sekarang ia mencari apakah nama Kyla ada di kelas yang sama atau tidak.
Ternyata ada!
"Aaaaa!!! Kylaaaa!!! Kita sekelas lagi!" teriak Aresha yang langsung berlari menuju sahabatnya itu dan memeluknya erat.
"Serius?! Gila gue seneng bangettt!" Kyla membalas pelukan Aresha dengan erat pula. Sepertinya kekhawatiran tentang kelas yang akan diacak tidak akan pernah hadir lagi jika ia dan sahabatnya tetap berada di kelas yang sama.
"Lo gak bosen kan sekelas sama gue, La? Hahaha," ucap Aresha.
"Bosen banget gila, ya nggak lah! Dah yuk kita ke kelas, liat siapa aja temen baru kita," balas Kyla lalu menuntun Aresha menuju ke kelas mereka.
Aresha dan Kyla memasuki kelas baru mereka. Tampilannya mirip dengan kelasnya yang lama, hanya orang-orangnya saja yang berbeda. Dari sekian banyak orang yang ada di dalam kelas, mata Aresha tertuju pada lelaki yang sedang berkutat dengan soal di bukunya.
Lelaki itu mengenakan seragam dengan lengkap, tanpa kurang aksesoris sekolah sedikitpun. Mata sipitnya fokus kepada soal-soal dari buku paket yang ia pegang. Ciri khasnya adalah ia memiliki tahi lalat di dekat mata kanannya. Tanpa bersuara sedikitpun, ia mengerjakan soal-soal itu dengan amat tenang.
Baru masuk udah ambis banget, batin Aresha.
Aresha dan Kyla menuju ke bangku pilihan mereka masing-masing. Barisan ketiga dan berada di tengah, itulah bangku yang dua gadis ini pilih.
"La, lo tau siapa dia?" tanya Aresha pada Kyla sembari menunjuk lelaki yang menarik perhatiannya tadi. Lelaki itu duduk di depan Aresha dengan jarak 1 bangku, alias ia duduk di bangku paling depan.
"Hah? yang mana?"
"Ituu yang lagi ngerjain soal, duduk paling depan."
Kyla menengok ke arah yang ditunjuk oleh Aresha.
"Kayaknya gue tau deh. Kalo gasalah namanya Arkana Jeno, yang ranking 1 seangkatan itu loh," jawab Kyla.
"Arkana Jeno? Kayaknya gue pernah liat namanya... Eh! Itu sih tadi gue liat di daftar absen pas ngecek kelas, nama dia ada di bawah nama gue." Aresha mengingat-ingat kejadian yang baru saja tadi ia lewati. Ia cukup yakin bahwa nama yang ada di bawah namanya itu adalah Arkana Jeno.
"Berarti bener Sa, dia Jeno yang ranking 1 seangkatan itu," ucap Kyla.
"Hmm, pantesan udah ambis lagi, masa dia udah ngerjain soal? Padahal biasanya hari pertama sekolah kan jamkos dan cuma ngurus organisasi kelas doang," ucap Aresha.
"Biarin aja kali, Sa. Namanya juga rank 1 seangkatan."
Aneh.
Itu adalah kata yang terlintas di dalam pikiran Aresha ketika melihat Jeno. Entahlah, mungkin Aresha memang tidak pernah melihat orang seambis Jeno. Lagipula, kebanyakan cowok di sekolah ini tidak ada yang seperti itu. Maksudnya, tidak seambis Jeno.
Bisa dilihat ke arah lain, cowok-cowok lain di kelasnya saat ini sedang berkumpul sambil membicarakan salah satu game favorit mereka. Di sisi lain, anak-anak cowok berbincang di depan kelas, bercanda sambil menjahili satu sama lain.
Itu adalah hal yang wajar. Tapi Jeno? Di hari pertama sekolah ia sudah bergelut dengan soal-soal?
Aneh. Benar-benar aneh.
Hai semuanya, dengan author di sini. Kalian bisa panggil aku anaa ya.
Ini FF pertama yang aku buat, semoga kalian suka ♡
Kritik dan sarannya boleh diutarakan, aku akan menerimanya dengan senang hati ♡
Terima kasih sudah membaca ♡-Anaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Classmate [Jeno] ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Ada banyak hal yang tidak Sasa (Aresha Lynelle) ketahui tentang teman sekelasnya, Arkana Jeno. Entah mengapa lelaki yang memiliki tahi lalat di dekat mata kanannya itu memikat perhatian Sasa. Bukan karena wajahnya yang rupawan ataupun k...