#44. Hijau atau Merah?

89 24 157
                                    

Embun pagi terlihat begitu jelas di sela-sela jendela serta dedaunan yang ada di halaman vila milik keluarga Candra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun pagi terlihat begitu jelas di sela-sela jendela serta dedaunan yang ada di halaman vila milik keluarga Candra. Semilir angin di pagi hari terasa sangat dingin, seakan menusuk ke bagian dalam tulang sehingga membuat tubuh menggigil. Terdengar kicauan burung yang bersatu dengan suara deburan ombak laut. Sebentar lagi matahari menampakkan dirinya, menggantikan posisi rembulan untuk menyinari dunia.

Udara yang begitu dingin memang membuat siapa saja enggan untuk bangun dari tidurnya dengan segera. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Jaemin. Lelaki itu kini sudah berada di halaman vila, memakai satu pasang pakaian olahraga dan bersiap untuk melakukan peregangan.

Jika menyangkut kegiatan fisik seperti olahraga, Jaemin memang ahlinya. Lelaki itu juga sudah berencana untuk melakukan senam dan jalan santai sebagai salah satu kegiatan acara refreshing kali ini. Hal tersebut dilakukan karena Jaemin tahu bahwa mereka semua—siswa kelas 12—terlalu sibuk belajar untuk menghadapi ujian, sehingga lupa berolahraga.

Jaemin bersama ketujuh temannya yang lain sudah sepakat akan bangun lebih awal untuk berolahraga bersama. Siapa yang bangun dan menuju halaman vila paling akhir akan mendapatkan hukuman, yaitu mentraktir semua anggota untuk sarapan pagi ini.

Tak lama dari itu, terlihat Jeno dan Arjuna yang memasuki halaman vila. Keduanya terlihat masih mengantuk akibat tidur larut malam. Jeno berjalan mendekati posisi Jaemin berdiri sambil membawa speaker milik Tara untuk digunakan saat senam nanti.

"Nih, speaker Tara," ucap Jeno memberikan speaker milik Tara pada Jaemin. Lelaki itu segera duduk di kursi kayu dan menyenderkan punggungnya karena masih mengantuk.

"Elo kok nggak ngantuk sih, Na? Padahal kan, kita sama-sama begadang," keluh Arjuna melihat sahabatnya yang sedang melakukan peregangan.

"Gue udah biasa bangun pagi, terus gue langsung mandi. Nggak kaya elo, masih bau keringet kemarin," jawab Jaemin mengejek lelaki yang ada di hadapannya sambil terkekeh.

"Enak aja lo, belum mandi juga gue udah wangi!" balas Arjuna tidak terima.

"Ya ya ya," ucap Jaemin mengiyakan.

Setelah Arjuna dan Jeno, anggota lain yang datang ke halaman vila adalah Aresha, Kyla, dan Ziva. Mereka berlari menuju halaman dengan tergesa-gesa, kemudian bisa bernapas lega ketika mengetahui bahwa salah satu di antara mereka bukanlah orang terakhir yang datang ke sana.

"Berarti tinggal Candra dan Tara, ya?" tanya Jaemin, kemudian dibalas dengan anggukan oleh yang lain.

"Mereka berdua masih tidur karena kemarin begadang main PS," jawab Jeno yang masih menyenderkan punggungnya ke kursi kayu.

"Hmm, ya udah. Jun, lo telfon Tara. Gue telfon Candra. Siapa yang bangun dan ke sini duluan, itulah yang terbebas dari hukuman," ucap Jaemin pada Arjuna.

Arjuna pun langsung merogoh ponselnya dan menelepon Tara. Jaemin juga melakukan hal yang sama. Intinya, salah satu di antara mereka akan mendapatkan hukuman. Entah itu Candra atau Tara.

My Classmate [Jeno] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang