#8. Hari Ulang Tahunnya

387 104 626
                                    

Satu minggu telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu telah berlalu. Sesuai apa yang dikatakan Kyla, selama satu minggu ini Aresha berusaha keras agar dirinya tidak penasaran dengan Jeno. Ia berhenti untuk melirik ke bangku milik lelaki itu, mengurungkan niatnya yang ingin bertanya-tanya mengenai lelaki itu, bahkan berusaha untuk tidak berdialog dengan Jeno kecuali tentang kegiatan pembelajaran.

Hubungan Jeno dengan Sandra? Aresha juga tidak tahu. Ia benar-benar mengikuti saran dari Kyla dan fokus pada pembelajarannya. Awalnya memang terasa seperti ada yang kurang, tetapi Kyla selalu mengingatkan Aresha untuk tetap bertahan pada pilihannya.

Hampir saja lupa, hari ini ulangan matematika Bu Beti. Aresha harus menunjukkan bahwa usaha belajarnya selama ini tidak sia-sia. Nilainya harus bagus. Harus.

Aresha mengerjakan ulangan sebisa mungkin. Walau ada soal yang sulit dimengerti, gadis mungil itu tetap mengisi lembar jawabannya sesuai dengan pikiran yang ada di otaknya. Tak peduli jika salah atau tidak, yang penting dia mengerjakan ulangan ini sendiri. Tanpa melirik ke kanan atau pun ke kiri, dan tanpa meminta jawaban dari orang lain.

Setelah ulangan, Kyla dan Aresha langsung menuju kantin. Mereka memesan makanan untuk meredakan otaknya yang sudah penuh dengan soal-soal dari Bu Beti.

Aresha menghela napasnya. "Gila, otak gue udah gak kuat."

Kyla yang baru saja menyeruput jus jeruk miliknya itu langsung menjawab perkataan Aresha. "Susah banget tadi ulangan Bu Beti. Ngeliat soalnya aja udah pusing apalagi nyari jawabannya."

"Semoga kita gak remed, La," ucap Aresha.

"Iya semoga."

Aresha mengaduk mangkuk bakso miliknya yang telah diberi tiga sendok sambal, membuat kuah bakso tersebut berubah menjadi kemerahan. Setelahnya, gadis mungil itu memakan bakso tersebut dengan lahap. Ia memang suka makanan yang pedas, apalagi setelah mengerjakan soal ulangan tadi. Stres di otaknya bisa diredakan dengan cepat jika memakanan yang pedas-pedas. Unik, memang.

Sementara itu, sahabatnya Kyla justru tidak bisa memakan makanan yang pedas sama sekali. Ia selalu memakan bakso dengan kuah bening, tanpa diberi sambal atau pun kecap. Menurutnya, bakso kuah bening sudah yang paling enak.

"Sa, sebelum ke kelas anter gue ke toilet dulu ya," ucap Kyla yang hampir selesai memakan bakso miliknya.

"Oke."

Setelah meredakan stres dengan memakan bakso, mereka pergi ke toilet yang letaknya di dekat kantin sekolah mereka. Kyla lebih dulu masuk ke dalam toilet, sementara Aresha menunggunya di luar.

Seperti biasa, toilet pasti akan penuh saat jam istirahat. Hal itu membuat Aresha tidak betah menunggu di depan toilet. Kyla juga pasti lama karena harus mengantre terlebih dahulu. Karena itu, Aresha pikir lebih baik ia berjalan-jalan sebentar ke taman yang ada di dekat sana. Sekalian menyejukkan pikirannya.

Taman di SMA 3 Nusantara memang dibuat dengan cukup baik. Berbagai jenis bunga ditanam untuk menghias taman ini, tak lupa dengan kolam ikan yang ukurannya cukup besar menjadi icon taman sekolah mereka. Aresha melihat ke sekelilingnya, memanjakan matanya dengan pemandangan yang indah.

My Classmate [Jeno] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang