#53. Sebelum Menjawab

86 14 29
                                    

Semenjak malam di mana Jeno menyatakan perasaannya pada Aresha, hubungan antara kedua remaja itu menjadi agak canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak malam di mana Jeno menyatakan perasaannya pada Aresha, hubungan antara kedua remaja itu menjadi agak canggung. Memang benar Aresha senang karena ternyata Jeno memiliki perasaan yang sama dengannya, setelah dua tahun ia memendam rasa. Namun, gadis mungil itu juga masih bingung dengan ucapan Jeno kemarin. Dirinya diminta untuk menunggu, entah karena apa dan entah sampai kapan. Masih belum ada penjelasan.

Kalau memang lelaki itu meminta Aresha untuk menunggu, setidaknya dia harus tahu kenapa alasannya. Mengapa Jeno merasa bahwa dirinya tidak akan bisa berada di sisi Aresha? Tidak bisa menjaganya? Tidak bisa membantunya ketika sedang berada dalam masalah? Tidak bisa membuat mood-nya menjadi lebih baik ketika ia sedang tidak baik-baik saja. Mengapa lelaki itu berpikir demikian jika dia belum mencoba? Aresha tidak mengerti dengan pemikiran Jeno.

Padahal, kemungkinan besar mereka akan berkuliah di tempat yang sama (jika Aresha lolos tes SBMPTN). Kalaupun akhirnya mereka tidak satu universitas, jarak antara mereka tidak terlalu jauh, masih di dalam kota yang sama. Lalu, apa alasannya? Aresha berhak tahu, bukan?

Semenjak malam itu juga, mereka sudah jarang bertemu. Aresha fokus belajar untuk SBMPTN yang tinggal menghitung hari, sementara Jeno juga sudah mulai belajar bisnis sambil mengurus daftar ulang ke Neo University yang telah menerimanya di jalur SNMPTN. Untuk saat ini, Aresha tidak mau memikirkan hal lain terlebih dahulu. SBMPTN jauh lebih penting.

Beberapa hari mereka tidak bertemu dan berbincang, bahkan lewat aplikasi chat sekalipun. Hingga akhirnya hari di mana Aresha tes SBMPTN, lelaki itu muncul. Jeno mengantarkan gadis mungil itu ke lokasi SBMPTN, menunggu hingga Aresha selesai mengerjakan soal, mentraktirnya kentang goreng dan beberapa snack kesukaan Aresha sebagai hadiah dari kerja kerasnya hari itu, hingga mengantarnya kembali pulang ke rumah dengan selamat.

Saat itu juga, Jeno melihat bahwa Aresha belum memakai gelang pemberiannya tempo hari. Lelaki itu tersenyum simpul, paham bahwa Aresha masih membutuhkan waktu untuk menjawab pernyataannya. Dia juga tidak menuntut gadis mungil itu untuk segera menjawab, karena dirinya sendiri pun membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya pada Aresha.

Keesokan harinya, Aresha, Kyla dan Ziva berkumpul di rumah Ziva seperti biasa; girls time. Mereka semua sudah melewati tes SBMPTN dan tinggal menunggu hasil, sementara Kyla juga sudah mendaftar ulang ke Neo University. Setelah lama tidak berkumpul untuk bermain, akhirnya mereka bertiga bisa berkumpul bersama lagi. Tentunya, kali ini Aresha menceritakan mengenai pernyataan suka Jeno saat prom night kepada kedua sahabatnya itu.

"SA?? LO SERIUS WAKTU PN KEMARIN ADA KEJADIAN KAYA GITU?!" teriak Kyla sambil membulatkan matanya; tidak percaya.

Aresha mengangguk-angguk kecil. Gadis mungil itu melihat raut wajah kedua sahabatnya yang begitu terkejut. Bagaimana tidak, mereka berdua baru diberitahu mengenai hal penting ini setelah prom night sudah lewat lebih dari satu minggu.

My Classmate [Jeno] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang