Lelaki bertubuh tinggi yang memiliki tahi lalat di dekat mata kanannya itu sedang berdiri sambil menyenderkan punggungnya ke dinding ruang Bimbingan dan Konseling. Salah satu tangannya memegang secarik kertas yang berisi rekap nilainya selama 3 tahun berada di sekolah. Sambil menunggu giliran melakukan konsultasi ke BK, lelaki itu memperhatikan siswa-siswa yang ada di sekitarnya.
Setiap ada siswa yang melewati Jeno, tatapan mata mereka pasti menatap lelaki itu dengan aneh. Seolah-olah siswa yang menempati ranking 1 paralel itu telah melakukan suatu kesalahan sehingga dirinya harus menghadap guru BK. Awalnya Jeno tidak peduli dengan tatapan aneh tersebut, tetapi lama-kelamaan dirinya menjadi agak risi dan juga miris karena ruang BK sering kali dicap negatif oleh orang-orang.
Banyak yang mengira bahwa jika seseorang sering masuk ke ruang BK, maka sudah pasti dia adalah anak yang nakal dan bermasalah. Padahal, kenyataannya tidak selalu demikian. Memang benar anak yang bermasalah akan disuruh untuk masuk ke ruang BK, tetapi ruang BK sendiri bertujuan sebagai tempat untuk membimbing dan melakukan konsultasi pada siswa. Tidak jarang siswa menuju ke ruang BK hanya sekadar untuk curhat, bukan karena dirinya menyebabkan kekacauan di sekolah. Namun, entah mengapa sepertinya pandangan orang-orang tentang ruang BK malah berbalik dari hal yang seharusnya.
Lamunan Jeno terpecah ketika lelaki itu mendengar suara pintu ruang BK yang dibuka. Spontan lelaki itu menoleh ke sumber suara dan mendapati kedua sahabat perempuannya; Aresha dan Kyla yang baru saja keluar dari ruang BK. Kedua sahabatnya itu langsung menghampiri dan berbicara pada Jeno.
"Kita udah selesai konsulnya, Jen. Lo boleh masuk sekarang," ujar Aresha sambil tersenyum.
"Iya, tapi kayaknya kita bakalan duluan ke kantin, nggak pa-pa kan? Gue udah laper banget," keluh Kyla sambil memegang bagian perutnya yang sudah mengeluarkan bunyi sejak tadi.
Jeno mengangguk pelan. "Gak pa-pa. Jaemin juga ada di kantin, makan sama temen-temen futsalnya," jawab lelaki itu santai.
"Oke, kita duluan ya! Semoga lancar konsulnya," ucap Aresha menyemangati. Lalu, kedua gadis itu pun pergi menuju kantin.
Jeno tersenyum singkat melihat kedua sahabat perempuan yang kini berjalan menjauhinya itu. Kemudian, lelaki itu segera meraih gagang pintu dan masuk ke ruang BK.
Dilihatnya ruangan yang tidak terlalu besar itu dipenuhi dengan meja kayu dan beberapa rak buku. Lelaki itu menatap ke arah guru BK yang tengah duduk sambil menggunakan laptopnya, kemudian ia segera menghampiri guru tersebut.
"Permisi, Bu," ucap Jeno lembut.
Guru yang tadinya fokus menatap layar laptopnya itu pun menatap ke arah lelaki yang baru saja masuk ke ruang BK. "Jeno, ya? Silakan duduk," ucap Bu Riska; guru BK kelas 12 di SMA 3 Nusantara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Classmate [Jeno] ✓
Fanfic[COMPLETED] Ada banyak hal yang tidak Sasa (Aresha Lynelle) ketahui tentang teman sekelasnya, Arkana Jeno. Entah mengapa lelaki yang memiliki tahi lalat di dekat mata kanannya itu memikat perhatian Sasa. Bukan karena wajahnya yang rupawan ataupun k...