#49. Rasanya Punya Papa

74 12 21
                                    

Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, hari ini Jeno berkumpul kembali dengan teman-temannya di rumah Ziva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, hari ini Jeno berkumpul kembali dengan teman-temannya di rumah Ziva. Mereka belajar bersama untuk menghadapi SBMPTN yang semakin mendekat. Jeno membantu teman-temannya yang sedang mengerjakan soal, menjawab beberapa pertanyaan, dan juga ikut memeriksa jawaban mereka. Bukan hanya Jeno saja, tetapi mereka semua saling mengoreksi satu sama lain.

Setelah beberapa jam mereka belajar, tidak terasa matahari sudah mulai tenggelam dan digantikan oleh sinar rembulan. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat, menyudahi pembelajaran hari ini. Ziva dan Candra sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam, sedangkan Kyla dan Jaemin sedang asyik berbincang berdua. Sementara itu, kali ini Tara dan Arjuna tidak ikut belajar bersama karena kesibukan mereka. Maka, yang tersisa hanyalah Jeno dan Aresha.

Kedua mata Jeno fokus melihat Aresha yang masih sibuk berkutat dengan soal yang ada di hadapannya. Senyumnya seketika mengembang saat melihat gadis mungil yang ada di dekatnya begitu serius mengerjakan soal. Aresha membaca soal dari buku Sukses SBMPTN yang tebalnya hingga ratusan halaman, kemudian menuliskan jawabannya di buku tulis yang ia pakai. Sesekali gadis mungil itu terdiam sebentar sambil mengamati soal, lalu ia mengetuk-ngetukkan pensil mekaniknya ke kepala.

"Lagi ngerjain soal apa sekarang?" tanya Jeno membuka pembicaraan.

Aresha menoleh sebentar lalu menjawab, "Em ... fisika."

Jeno mengangguk pelan. "Ada yang lo kurang paham?"

"Hehe iya, bagian ini—," gadis mungil itu menunjuk soal yang kurang dimengerti olehnya. "—gue udah ngerjain tapi nggak nemu jawabannya, salahnya di mana ya?" lanjut Aresha.

Jeno melihat soal yang ditunjuk oleh Aresha, kemudian melihat langkah kerja yang ditulis oleh gadis mungil itu.

"Hmm ... lo udah bener nulis diketahui dan ditanyakannya, rumusnya juga udah bener. Cuma ini satuannya belum disesuaiin sama rumus. Kalo di rumus satuannya m/s, sedangkan yang diketahui satuannya km/jam. Jadi harus dikonversikan dulu baru bisa masukin ke rumusnya, jangan lupa."

Aresha menepuk jidatnya setelah mendengar penjelasan dari Jeno. "Oh iya, ya! Pantes gue nggak nemu jawabannya. Ya ampun ... makasih ya, Jen. Gue harus lebih teliti lagi rupanya."

Jeno terkekeh melihat tingkah laku gadis mungil itu. Aresha pun memperbaiki cara pengerjaannya sesuai apa yang dikatakan oleh Jeno, hingga akhirnya ia pun menemukan jawaban yang seharusnya.

"Btw, katanya lo mau ngomong tentang prom night?" tanya lelaki itu penasaran.

"Eh? Iya. Hampir aja gue lupa," ucap Aresha yang kemudian menyimpan pensil mekaniknya di meja dan menutup buku latihannya.

Aresha menatap lelaki yang ada di hadapannya lamat-lamat, kemudian berkata, "Jadi ... prom night kan tinggal beberapa hari lagi, nah rencananya gue bakalan pake dress warna maroon. Tujuan gue bilang ini, ya siapa tau lo mau pake warna yang senada juga sama gue."

My Classmate [Jeno] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang