Pagi ini Aresha sudah berada di depan sekolah untuk mengikuti latihan ekskul musik. Gadis mungil itu sedang mengetuk ponselnya, memberikan bintang lima pada driver Ga-Jek yang baru saja mengantarnya ke sekolah. Setelah memberikan penilaian pada driver, ia menyimpan ponselnya di saku jaket yang ia kenakan lalu berjalan untuk masuk ke sekolahnya.
Baru saja ingin memasuki gerbang sekolah, langkah Aresha terhenti saat melihat lelaki bertubuh tinggi di hadapannya. Ia memakai kaus putih polos, dibalut dengan kemeja berwarna hitam. Lengan kemejanya digulung hingga ke siku, membuat tangan lelaki itu dapat terlihat jelas. Tak lupa dengan earphone yang bertengger manis di telinganya, melengkapi penampilan lelaki itu.
"Hai?" sapa Aresha sambil melambaikan tangannya ke depan muka lelaki yang baru saja dilihatnya. Ia melakukan hal itu karena yakin bahwa suaranya akan kalah besar dengan lagu yang sedang lelaki itu dengar lewat earphone-nya.
Jeno yang terkejut dengan lambaian tangan dari Aresha pun menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah gadis mungil yang ada di sebelahnya lalu mencabut salah satu earphone yang ia kenakan.
"Ada apa?" tanya Jeno pelan.
Senyum Aresha mengembang. "Gak ada apa-apa. Cuma nyapa."
Jeno mengernyitkan dahinya, tidak mengerti apa tujuan dari gadis yang ada di sebelahnya ini. Lelaki itu berusaha untuk tidak memperdulikan Aresha, ia meraih earphone yang baru saja dilepasnya itu untuk dipakai kembali olehnya. Namun, Aresha menghentikan lelaki itu.
"Ehh, tunggu dulu! Kita jalan bareng yuk ke ruang musik?" ajak Aresha dengan riang.
Jeno menatap Aresha, melihat kedua bola mata gadis mungil itu berbinar-binar. Tanpa menjawab apa pun, Jeno berjalan meninggalkan gadis itu sembari memasang earphone miliknya di tempat semula. Gadis mungil yang melihat tingkah teman sekelasnya itu langsung mendengus sebal.
Bener kan yang gue bilang. Kadang dingin, kadang hangat. Kenapa sih dia? batin Aresha sambil melihat lelaki itu berjalan menjauhinya.
Setelah beberapa langkah berjalan menjauhi Aresha, lelaki itu berhenti. Ia menoleh ke belakang, tempat Aresha berdiri. Lelaki itu pun berkata, "Katanya mau bareng?"
Setelah mendengar hal itu, Aresha kembali tersenyum dan berlari kecil untuk mengejar langkah Jeno. Seakan ia lupa dengan perkataan yang baru saja ia ucapkan tentang lelaki itu. Mereka pergi ke ruang musik bersamaan, walau tidak berbincang tentang apa pun.
Aresha ingin bertanya banyak hal tentang lelaki yang ada di sebelahnya ini, namun melihatnya asik mendengarkan lagu membuat gadis mungil itu mengurungkan niatnya. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut lelaki itu hingga mereka tiba di ruang musik.
Sesampainya di ruang musik, Via langsung memanggil Aresha untuk duduk di sebelahnya. Ya, di sebelah Sandra juga. Aresha mendekati teman ekskulnya itu dan duduk di dekat mereka. Sementara Jeno, ia langsung menyimpan tasnya dan mengambil gitar untuk mengecek nada senarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Classmate [Jeno] ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Ada banyak hal yang tidak Sasa (Aresha Lynelle) ketahui tentang teman sekelasnya, Arkana Jeno. Entah mengapa lelaki yang memiliki tahi lalat di dekat mata kanannya itu memikat perhatian Sasa. Bukan karena wajahnya yang rupawan ataupun k...