Seorang pelajar laki-laki high school yang memakai name tag Haruto Kim terpojok di dinding belakang sekolah dengan kepala tertunduk. Bukan karena takut tapi ia berusaha untuk tidak membuat masalah apapun. Intinya ia tidak ingin menjadi pusat perhatian siapapun.
Meskipun ia berusaha semampunya agar orang tidak melihatnya dengan tubuhnya yang bongsor dan wajah yang sama sekali tidak bisa dikatakan jelek, Haruto tetap menarik perhatian. Perhatian siapapun termasuk kaum adam yang membenci dan mencari-cari alasan seperti saat ini.
Di belakang halaman sekolah yang sepi karena jaramg dilewati apalagi karena bel pulang sekolah sudah berbunyi, remaja jangkung itu dihadapkan dengan tiga orang berandal sekolah. Alasannya karena siswi yang disukai ketua meteka mengatakan kalau ia lebih menyukai Haruto yang pendiam.
'What the hell,' umpat Haruto dalam hati.
"Heh! Gue ngajak lo ngomong dari tadi! Lo budek atau bisu?" geram Goo Byounggon yang dikenal sebagai kepala kelompok berandal di sekolah Haruto. Pelajar yang lebih pendek dari Haruto itu bahkan mencengkeram kerah seragam Haruto dengan marah.
Sejak dari awal masuk sekolah, ia merasa Haruto adalah seseorang yang harus dilenyapkan. Entah apa yang membuatnya begitu membenci Haruto.
Mungkin karena ia terlalu pendiam atau karena tanpa peringatan, tingginya tiba-tiba melampauinya. Namun bisa saja karena Haruto adalah siswa yang menrima dana bantuan karena tidak mampu dan tidak memiliki orang tua. Entahlah, intinya dia tidak suka. Ada aura aneh di sekitar Haruto.
Namun, yang semakin membuatnya tidak suka adalah karena Taeri menolaknya dengan membandingkannya dengan orang yanv paling dibencinya.
Karena itu, kini mereka berada di belakang sekolah. Dengan Haruto yang terpojok di dinding dan ia yang memegang kendali. Namun melihat tatapan mata Haruto yang seakan tidak takut dengan gertakannya Byounggon semakin gelap mata dan mulai memukuli Haruto.
Hingga sebuah suara teriakan yang Byounggon sangat kenal. Oh iya, dia lupa. Selain Haruto ada satu orang lain yang ia benci, melebihi kebenciannya dengan Haruto.
Yoon Sanha. Anak yang terlahir dengan sendok emas, pintar, bertalenta, ketua OSIS, disukai guru dan siswa. Tipikal anak tetangga yang selalu sempurna.
"Kita belum selesai!" desis Byounggon kepada Haruto sambil menepuk-nepuk pipi Haruto. "Ayo pergi!" perintahnya kepada kedua berandal lain.
"Hei! Kau tidak apa?" tanya Sanha begitu tiba di hadapan Haruto. "Mukamu? Kali ini kenapa lagi sih? Ke UKS dulu yuk, kuobati," ucap Sanha tanpa henti.
Meskipun Haruto hanya melengos dan berjalan menjauhi Sanha. Mengambil ranselnya yang teronggok tak jauh darinya, menepuk-nepuk untuk menghilangkan debu yang menempel lalu menyampirkannya ke pundaknya. Tanpa sekalipun membalas pertanyaan Sanha.
"Yak! Augh! Kau mau kemana sih Mukamu itu mesti diobatin dulu." Sanha berlari menghampiri Haruto. Ia kemudian menariknya berjalan masuk ke gedung sekolah menuju ruang UKS. Walaupun ia tahu Haruto tidak menginginkannya.
Karena tidak ingin ribut dan menarik perhatian, Haruto akhirnya menurut. Bagi Haruto, Sanha bukan teman. Kebetulan saja, sejak ia mulai bersekolah di sekolah Kolea Hema, Sanha selalu sekelas dengannya.
Awalnya, Haruto merasa terganggu dengan sikapnya yang sama sekali tidak pernah mau membiarkan Haruto sendiri. Sampai akhirnya ia menyerah mengusir Sanha dan membiarkan siswa kaya itu beredar disampingnya. Selama ia tidak membawa teman-temannya yang lain ke dekatnya.
Sanha menganggap Haruto sebagai temannya yang penting walaupun remaja itu irit bicara padanya. Tapi setidaknya ia tahu jauh lebih banyak tentang Haruto dibanding teman lainnya. Seperti Haruto memiliki dua orang kakak yang sudah bekerja dan mereka yatim piatu. Karenanya kini mereka diasuh oleh pamannya yang tidak menikah dan seorang dukun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] The Doom
Horror⚠🔞 Warning : This story contains violence, frightening materials and undesirable behaviour!! Please be wise 🔞⚠ The story of three descendant three legendary shaman from different country who have to live by theirself after an evil ghost killed the...