— Hari kedua setelah keluarga Yoon ditemukan tewas dan Sanha menghilang —
.
.
.
."Loh? Opsir Kim? Bukannya shift tugasmu nanti malam ya? Kau kan kemarin sudah bergadang?" tanya Junkyu tidak putus-putus kepada Eunwoo.
Pemuda itu tadi habis mengkopi berkas yang dikirimkan oleh team forensik mengenai temuan sementara mereka atas peristiwa pembunuhan keluarga Yoon.
Dan begitu ia ingin kembali ke mejanya yang bersebelahan dengan Jung Chanwoo, ia melihat Eunwoo yang melintas ingin melaporkan hasil penjagaannya kepada Jisoo yang duduk di ujung, dekat dengan jendela.
"Oh? Aku tidak bisa tidur. Kau tahu, melihat keadaan TKP yang parah, membuatku sulit tidur. Kau sendiri apa sudah tidur?"
Eunwoo tentu saja berbohong. Ia jauh lebih sering melihat hantu orang mati yang bergentayangan dan keadaan mereka kadang jauh lebih parah dibanding yang kemarin mereka temukan. Namun ia butuh datang ke kantor untuk mencari tahu apa yang telah ditemukan oleh para detektif bukan.
"Benar. Aku bahkan tidak makan sampai tadi pagi. Setiap mengingat apa yang kulihat di TKP, aku selalu merasa mua ...," Junkyu terbelalak ngeri sambil menutup mulutnya karena adanya tekanan tidak menyenangkan dari dalam perutnya yang meminta dikeluarkan paksa.
Pemuda tampan itu lalu memberikan asal berkas yang barusan ia fotocopy ke Eunwoo sambil berlari terburu-buru dengan menutup mulutnya ke arah toilet kantor polisi untuk membuang apapun yang masih tersisa di perutnya.
Eunwoo menoleh memperhatikan punggung Junkyu yang berlari menjauh sambil memeluk berkas yang diberikan padanya. Lalu dengan perlahan, Eunwoo berjalan mundur sambil memperhatikan sekitarnya. Setelah merasa aman, Eunwoo langsung berlari cepat menuju daerah tangga darurat dan mulai membaca berkas yang berada dipelukannya dengan cepat.
Terpujilah Junkyu yang tidak kuat melihat jenazah, jadi Eunwoo tidak perlu bersikap seperti pencuri yang mengaduk-aduk meja divisi kriminal dan kekerasan.
Sesuai dugaan Eunwoo, diketemukan zat Mescaline dengan jumlah yang tidak biasa. Sepertinya yang ditakutkan Eunwoo benar-benar terjadi.
¤¤¤
"Aku melihat Noona ...." Haruto menatap Lisa dan Eunwoo yang menunggunya bicara. Dengan mengeratkan kedua tangannya yang bertautan, Haruto mulai menceritakan apa yang ia lihat dalam ramalannya.
Pemuda yang tingginya enggak kira-kira itu seakan berada di sebuah ruangan berwarna kusam. Dimana tidak ada satupun orang yang bisa melihatnya. Seakan dirinya hanya bayangan. Itulah yang dihadapi oleh Haruto saat ia mendapat penglihatan masa depan.
Tidak selalu jelas, karena hanya fragmen-fragmen yang harus disusun agar mendapatkan gambaran keseluruhan. Seperti sebuah puzzle.
Dalam fragmen terakhir yang ia lihat, ia berdiri dibelakang Yoon Sanha yang tergantung di langit-langit dengan tangan bersimbah darah dan wajah pucat ketakutan. Ruangan tempat Sanha tidak terlalu luas, hanya sebesar kamarnya dengan Eunwoo.
Haruto tidak mengingat apa saja yang ia lihat di ruangan itu karena sekitarnya terlihat samar. Namun, ia mendengar suara rintihan di balik punggungnya. Suara yang ia sangat kenali.
Dengan takut-takut, Haruto menoleh dan mendapati Lisa Noonanya dengan posisi tengkurap dan wajah menghadap kesamping. Yang Haruto ingat, ia melihat mata Lisa terpejam karena aliran darah dari pelipisnya dan merintih diatas lautan darah.
Lisa terkejut mendengarnya namun dengan cepat mengendalikan diri.
"Tidak apa Ruto yya. Kau tahu kan, potongan ramalan masa depan bisa berubah sesuai keputusan yang kita buat sebelumnya. Lagipula, bisa saja aku hanya terluka sedikit dan lautan darah itu bukan milikku," kata Lisa berusaha menenangkan walaupun sebenarnya dirinya juga merasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] The Doom
Horror⚠🔞 Warning : This story contains violence, frightening materials and undesirable behaviour!! Please be wise 🔞⚠ The story of three descendant three legendary shaman from different country who have to live by theirself after an evil ghost killed the...