Farel

365 66 16
                                    

"Hoe!dasar kebo.Bangun lo!"teriak Thea sambil menggedor pintu kamar Vallen.

"Hmmm,"gumam Vallen yang masih sepenuhnya belum sadar.

"Vallen ih...buruan!"

"Iya bentar."Perlahan Vallen mulai membuka mata.Diam sejenak untuk mengumpulkan nyawa yang masih berkeliaran entah kemana.

Tok...tok....

"Huh...Iya iya,"jawab Vallen kesal.Vallen menghembuskan napas kasar.Hancur sudah planingnya minggu ini untuk tidur sepuasnya.Pagi-pagi sudah ada pengganggu.

Buru-buru dia bangkit dan melangkah menuju pintu.Begitu pintu terbuka,pemandangan pertama yang dilihat hanyalah Thea yang memasang wajah masam.

"Apaan?"tanya Vallen sambil mengucek matanya yang masih terasa berat.

"Ada tamu noh.Udah ditungguin dari tadi juga."balas Thea masih didepan pintu.

"Siapa?"

"Mana gue tahu."jawab Thea sambil menyelonong pergi.

"Sial....Siapa sih orang itu.Seenaknya saja bertamu dipagi buta begini.Tak tahu apa kalau ini hari minggu."batin Vallen kesal.

Tak perlu bersolek,Vallen hanya mencuci muka dan gosok gigi saja.Bodo amat dengan penampilan.Yang perlu dilakukan hanya keluar dan segera mengusir entah siapa itu pergi.

"Ngapain lo kesini?"Mata Vallen terbelalak kaget begitu melihat Farel tengah duduk di kursi teras.Farel diam dan hanya menampakkan senyum lebar.

"Ditanyain juga,malah senyam-senyum gak jelas."

"Gue seneng aja pagi-pagi sudah ada di sini.Semoga hari ini gue dapet vitamin S dari lo."

Vallen mengerutkan kening tak mengerti."Maksud lo apa sih?"

"Vitamin S itu senyum lo,"jelas Eza sambil mengedipkan mata.

"Iyyuh."Vallen bergidik ngeri mendengar gombalan Farel.

"Apa lagi ditambah Vitamin C,wes bakal melayang gue,"tambah Farel berandai-andai.

"Apa lagi sih?"Vallen semakin dongkol dibuatnya.

"Hehe....CIUM!"teriak Farel bersemangat.

PLAK...!Satu pukulan melesat cepat ke arah kepala Farel.

"Aww...sakit!"teriak Farel sambil mengusap kepalanya yang mungkin benjol.

"Syukurin!"Vallen melotot ke arah Farel.

"Ckk...gitu aja marah.Nih terima!"Farel mengulurkan beberapa kantong plastik ke arah Vallen.

"Gue gak merasa pesan tu."jawab Vallen dengan memasang wajah datar.

Farel menatap Vallen sambil tersenyum lembut."Gue memang sengaja bawain lo sarapan.Biasanya kan lo jarang sarapan.Ntar kalau sakit gimana?gue juga kan yang susah."

"Siapa lo,"jawab Vallen sewot.

"Gue kan masa depan lo."jawab Farel dengan percaya dirinya.

"Dalam mimpi lo."kata Vellyn mencibir

"Dari mimpi bisa jadi kenyataan kan"balas Farel dengan santainya.

"Terserah apa kata lo lah.Gue capek."

Vallen menghembuskan nafas kasar.Kemudian menjatuhkan badan di kursi sebelah Farel.Vallen memejamkan mata sejenak untuk mengatur emosi yang hampir meledak.

"Sudah?"tanya Farel tiba-tiba.

PLakk...

"Aduh!!sakit bego!!"Teriak Farel sambil mengusap kepalanya untuk yang ke dua kali.

 "Syukurin."

"Salah lagi."

"Lo sih buat gue emosi pagi-pagi."

"He he...ya maaf."Farel cengengesan.

Segera diambilnya kantong plastik yang tergelak diatas meja.Kemudian bangkit dari kursi.

"Lho mau kemana?"tanya Farel mencekal pergelangan tangan Vallen.

"Ya makanlah."

"Di sini aja."

"Ogah..."

"Gue pengen sarapan bareng lo."

"Gak mau."

"Ayolah,"pinta Farel memasang wajah memelas.

Tapi memang dasarnya Vallen yang masih capek berurusan dengan Farel.Dia masuk begitu saja kedalam rumah.

"Lho,kok dibawa semua?lha punya gue"kaget Farel yang melihat Vallen membawa semua makanannya.

"Bodo amat!Salah sendiri buat gue emosi pagi-pagi.Beli lagi sono,ini buat gue sama Thea."teriak Vallen dari dalam.

"Ya Allah,gini amat nasib gue."kata Farel yang hanya bisa pasrah menghadapi tingkah Vallen.

   "Thea!!!Ayo sarapan."

💛💛💛

Like nggak?Semoga like ya.
😀Follow dulu kuy sebelum lanjut baca.
@NtantyElrafif

PLEASE,MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang