NANGIS LAGI

32 3 0
                                    

"Udahan ya nangisnya."Aris mengusap kepala Vallen lembut.

Setelah hampir satu jam nangis,akhirnya air mata Vallen berhenti mengalir.Kering sudah pasokan air matanya dia keluarkan hari ini.Capek?jangan tanya lagi,capeknya ngalahin kamu keliling komplek tiga putaran tanpa berhenti.Nah lo...

Dengan berat hati,Vallen melepaskan pelukan Aris.Mengusap bekas air mata serta ingus yang meleleh dari hidungnya.Sial...Vallen benar-benar malu saat ini.Penampilannya pasti berantakan banget.

"Ya Allah jangan sampai Mas Aris Ilfeel lihat aku yang kayak gelandangan ini,"batin Vallen miris.

"Sekarang kamu makan y?"tawar Aris yang sudah mengulurkan sendok berisi bubur ke arah mulut Vallen.

"Eh!aku bisa sendiri kok."Vallen meraih mangkok dari tangan Aris namun ditahan sama pemiliknya.

"Aku suapin."

"Aku bisa sendiri."Vallen bersikeras.

"Nggak,biar aku aja."

"Mas..."rengek Vallen seperti anak kecil.

"Kamu masih lemas,biar aku aja yang suapin."

"Tapi..."

"Tinggal buka mulut aja apa susahnya sih?"omel Aris yang kesal dengan sifat keras kepala Vallen.

"Huh...iya iya,"pasrah Vallen sambil cemberut.

"Jangan dimonyong-monyongin tu bibir,mirip bebek tahu nggak,"goda Aris sambil terkekeh geli.

"Ih!apaan sih."Vallen memukul lengan Aris kesal.

"Haha..."tawa Aris pecah .

Vallen tertegun melihat tawa itu."Ganteng,masih seperti dulu,"batin Vallen.

"Akk..."Aris kembali menyodorkan bubur yang langsung ditangkap oleh mulut Vallen.

"Enak?"tanya Aris yang melihat Vallen begitu lahap menelan buburnya.

"Nggak."Vallen menggelengkan kepala.

"Serius?lahap gitu makannya?"tanya Aris heran.

"Karena aku sudah kelaparan mas,dari tadi pagi aku belum sentuh makanan sama sekali,"beritahu Vallen apa adanya.

"Bukannya gara-gara aku suapin ya jadi kamu lahap gitu?"Mata Aris mengerling menggoda.

Seketika pipi Vallen memerah karena malu."Eng...enggak ya,"kata Vallen tergagap.

"Iya juga boleh,"balas Aris santai.

"Idih,KEPEDEAN."

Tawa Aris langsung pecah mendengar pembelaan Vallen.

"EHEMM!"

Deheman cukup keras menghentikan tawa Aris.Sontak mereka berdua menoleh dan menemukan Thea dan Bang Eza berdiri di ambang pintu.

"O..enak ya mesra-mesraan?Gue kalang kabut buru-buru kesini ternyata gak guna,"omel Thea yang sudah berkacak pinggang.

"Lho kok lo disini?"tanya Vallen heran.

"Kenapa?Ganggu kalian pacaran ya?"tanya Thea sambil melirik Aris sinis.

"Eh...bukan gitu,"jawab Vallen cepat."Gak nyangka aja kalau kalian sampai datang kesini."

"Gimana gak datang lha wong Febi telponnya sambil nangis-nangis gitu.Kirain emang parah tapi ternyata...."

"Cukup!"potong Eza dengan tatapan tajam mengarah pada Aris."Gue Eza,PACARNYA VALLEN!"kata Eza sengaja menekan kata Pacar agar Aris paham posisinya.

Aris mengangguk lemah,"Iya gue tahu."

"Sedangkan lo siapanya Vallen?"tanya Eza sambil tersenyum sinis.

"Bang?"Vallen mencoba memperingatkan.

"Kenapa?Gue cuma pengen tahu aja kok,dia itu sadar posisinya apa nggak,"kata Eza sambil melirik sedikit pada Vallen.

"Tapi...."

"Gak ada tapi-tapian,"potong Eza cepat."Jadi lo siapanya Vallen?"tanya Eza lagi.

"Gue....e..gue... temannya Vallen."

JEDDERR!!!

"Bukannya MANTAN VALLEN?"tanya Eza sinis.

Aris menatap Vallen sebentar,tampak raut kebingungan di wajahnya.Dilain sisi Aris ingin mengiyakan kalau dia mantan Vallen tapi disisi lain dia takut kalau status mantan bakal membuat Eza melarang mereka berdua berhubungan lagi dalam kontek teman.

Aris menghela napas pasrah,dengan lemah dia menggelengkan kepalanya.

JEEDDDERRR!!!

Seperti disambar petir siang bolong,Vallen mendengarkan itu.TEMAN???Satu kata yang mampu memporak porandakan hatinya lagi.Tak seberharga itukah kebersamaan mereka selama ini.Bahkan untuk menyebut mantan saja Aris tak sudi.

Oh...sakit itu terasa lagi.Vallen menunduk dalam sambil mengigit bibir bawahnya kuat-kuat.Matanya sudah berkaca-kaca siap untuk dibebaskan.

"A...aku ingin tidur.Silahkan kalian semua keluar,"cicit Vallen sambil menahan air matanya.

"Baiklah."

Tanpa banyak kata lagi mereka semua keluar dari ruangan itu.Begitu pintu tertutup,tangis Vallen pun pecah.Lagi dan lagi air mata itu terbuang hari ini.ARIS...memang satu-satunya orang yang mampu memporak-poradakan hati Vallen.

😂😂😂
Huh....nangis lagi,nangis lagi.Bosen gak sih kalian sama cerita ini.Mau lanjut gak sih.
Komen guys biar author tahu minat kalian baca cerita ini.
Vote....jangan lupa

PLEASE,MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang