LUKA

51 17 1
                                    

Senyum Vallen langsung merekah begitu melihat Eza berjalan ke arahnya."Hai Bang,"sapa Vallen begitu Eza sudah ada di sampingnya.

"Hai sayang,mau pulang?"tanya Eza sambil merangkul pundak Vallen.

"Eh..."Vallen kaget Eza memanggilnya sayang,belum lagi tangannya merangkul bahu Vallen mesra."I...iya Bang,"jawab Vallen kikuk sambil melirik Aris.

Ada sebersit rasa sedih saat Aris biasa saja melihat interaksinya dengan Eza.Tak adakah rasa cemburu?atau memang sudah hilang tak berbekas cintanya dulu?

Vallen menghela nafas panjang.Tak berguna semua penantiannnya selama ini.Eh...bukannya menanti tapi memang dasarnya hati Vallen yang belum bisa move on dari Aris.

"Kita pulang sekarang ya?"tanya Eza melihat Vallen merasa tak nyaman.

"I...iya,"jawab Vallen lirih sambil menundukkan kepala.

Eza menatap Aris sekilas."Kita duluan,"kata Eza dingin.

Segera dia menarik tubuh Vallen dan membawanya pergi dari hadapan Aris.Eza mempererat rangkulannya begitu merasakan tubuh Vallen bergetar.Vallen menangis dalam diam,Eza tahu betul itu.Tak ada yang bisa dia lakukan saat ini,hanya diam sambil terus mendekap tubuh Vallen erat.

💚💚💚

"Sudah enakkan?"tanya Eza khawatir.

"Hehe....maaf bang."Nesya terkekeh sambil menghapus air matanya kasar.

"Kenapa harus minta maaf?"Eza tersenyum tipis.

"Bang Eza pasti ilfeel sama gue,"kata Vallen sambil menunduk malu.

"Kenapa harus ilfeel coba?"

"Ih...abang."Vallen memukul lengan Eza kesal.

"Haha...."Eza tertawa kencang,sedang Vallen kini tampak cemberut.

"Nih."Eza menyodorkan sebatang coklat ke arah Vallen.

"Wah...coklat!"Mata Vallen berbinar melihat coklat yang lumayan mahal ada di depan matanya."Makasih ya Bang,"kata Vallen sambil tersenyum lebar.

"Sama-sama."Eza mengacak rambut Vallen gemas.

"Berantakan abang."

"Haha...."tawa Eza menggelegar disusul Vallen yang tersenyum tipis.

"Terima kasih Bang,selalu ada buat Vallen."

💜💜💜

"Jangan nangis lagi ya,"kata Eza begitu mobil berhenti di depan kontrakan Vallen.

"Hehe...."Vallen hanya nyengir tak jelas.

"Dibilangin juga,tambah ngeledek."

"Insya Allah Bang.Gak janji ya."Vallen menggaruk tengkuknya,merasa tak enak pada Eza.

Eza mendengus kesal."Huh...dasar.Buat apa sih nangisin mantan.Gak berfaedah tahu nggak.Masih banyak noh cowok di luar sana yang lebih ganteng,lebih baik,lebih dari segala-galanya dari AR...AR lo itu."

"Pengennya sih gitu Bang tapi entahlah,hati ini masih aja belum bisa move on dari dia."

"Makanya cari cowok,pikiran lo jangan berpusat sama AR aja dong."

"Namanya Aris Bang,"kata Vallen membenarkan.

"Bodo amat!"

"Hehe...ya udah deh,gue turun ya.Makasih buat semuanya."

"Hemm."Eza hanya berdeham.

"Idih ngambek,"ledek Vallen sambil melepas seatbelt.

"Lo sih ngeselin."

"Salah gue apa?"

"LUPAIN ARIS.TITIK."Eza menatap Vallen tajam,membuat Vallen merasa ngeri juga.

"I...iya."

"Bagus.Sekarang turun,gue mau pulang."

💟💟💟

PLEASE,MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang