Chapter 3- Kelas Elemen

773 100 22
                                    

Chapter 3
Kelas Elemen

Pelajaran pertama yang di ikuti oleh Lu di tingkat dua adalah kelas Elemen. Bersama Mia, mereka kembali di ajarkan beberapa tahap penguasaan mana di level menegah.

"Kemajuan yang luar biasa," puji Profesor Silfester, "Apa kau berlatih selama liburan terakhir?"

Lu mengganguk malu. " Ya Profesor."

"Baiklah, kau mungkin bisa membuat beberapa pertunjukkan padaku," Profesor Silfester terlihat berpikir sebentar, "Peningkatan mana mu pada tahap penyembuhan cukup bagus. Kau bisa menjadi seorang penyembuh yang hebat. Sekarang, bisakah kau menumbuhkan tanaman yang dapat memulihkan mana?"

Lu tersenyum kecil. Lenna telah mengajari nya tentang itu. Bukan sebuah kesulitan bagi Lu. Saat dia perlahan-lahan menumbuhkan sebuah tanaman dari sebuah pot kecil yang telah di sediakan sebelumnya.

Awalnya muncul sebuah tunas kecil. Yang perlahan-lahan mulai tumbuh menjadi sebuah tangkai dengan duri-duri kecil yang mencuat keluar. Lalu kemudian muncul sebuah kuncup bunga yang perlahan-lahan menjadi mekar.

Mawar, tumbuhan itu terus merambat keluar dari tempatnya. Ia merayap naik dari sepatu Profesor Silfester dan terus bergerak. Mawar itu terus tumbuh dengan sesekali memancarkan sebuah cahaya.

"Cukup!!" Profesor Silfester dengan cepat menghentikan aksi Lu. Di saat yang bersamaan dia merasa tanaman yang di tumbuhkan oleh Lu juga menyerap mana orang yang di lilitnya.

"Ma- Maafkan saya, Profesor." Lu tampak merasa bersalah. Lagi-lagi kontrol mana nya membuatnya melakukan sebuah kesalahan lagi.

"Itu bagus Lu. Dari mana kau belajar hal seperti ini? Peningkatan kontroler mu cukup maju signifikan."

"Kak Lenna." ungkap Lu malu-malu.

"Oh, pantas saja. Aku sudah curiga sejak awal. Hanya Lenna yang bisa melakukan hal seperti ini."

Lu tersenyum kecil mendengar pujian tersebut.

"Kau bisa menjadi yang terbaik. Jika dia menjadi pengajarmu. Terus berlatih, Oke?"

Profesor Silfester menepuk pelan pundak Lu. Lalu beranjak menuju murid yang lain.

Lu sendiri merasa puas dengan kemajuan yang ia buat.

"Bagaimana?" tanya Mia menghampiri, "Kamu bisa melakukannya dengan baik kan?"

"Yeah. Gue bisa. Tetap fokus dan terkontrol. Walau tadi tanaman gue sempat menyerap mana Profesor Silfester."

"Itu efek sampingnya. Jangan terlalu di pikirkan."

"Lo benar. Jika tanaman itu di tumbuhkan pada orang yang sehat. Dia justru menyerap mana orang tersebut. Roves." gumam Lu dengan lirih.

"Tetap tenang Lu," menepuk pelan pundak Lu, "Amazora tidak boleh terlihat." bisik Mia dengan pelan.

Lu hanya tersenyum samar.

"Bagaimana perkembanganmu?"

"Aku rasa, aku perlu bertanya banyak sama Kak Alka."

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang