Chapter 28
Rumah HantuRasanya begitu menyakitkan. Tapi Naell berusaha untuk tetap tegar dengan perasaannya. Dia yakin, suatu hari nanti. Lu bakal membalas perasaannya.
Mungkin saja, saat ini mereka lebih baik berteman. Di tambah, Naell melihat Arsenal dan Dexa sebagai saingannya.
Di depan pintu masuk rumah hantu. Mereka harus mengantri cukup panjang. Tidak ada yang berbicara. Baik itu Lu, Dexa dan Naell. Ketiganya terdiam dengan perasaan masing-masing.
Tak ada pungutan biaya dalam permainan rumah hantu klan Lazuardi. Semua orang boleh masuk sesuka hati. Hal pertama yang di lihat adalah suasana hutan ala aokigahara di Jepang. Rumah hantu di dalam tenda. Telah di sihir sedemikian rupa untuk menunjukkan sisi keangkerannya.
Di luar jelas-jelas menunjukkan waktu siang. Tapi di dalam rumah hantu. Jelas menunjukkan suasana malam.
Dengkuran suara burung hantu dan nyanyian binatang malam semakin menambah kesan suasana angker.
Lu berdiri selangkah di belakang Dexa dan Naell. Seraya memegang ujung kaos keduanya. Jujur, Lu sangat takut dengan yang namanya hantu. Entah jebakan seperti apa yang telah di siapkan anak-anak Lazuardi.
"ArGhhh!!!" suara teriakkan seseorang yang ketakutan dari kejauhan. Semakin membuat buluk kuduk semakin berdiri.
"Gue nyerah," tukas Lu, "Ayo pulang." di tariknya ujung kaos baju Dexa dan Naell.
"Kita sudah terlanjur di dalam," seru Naell, "Hantu atau apapun itu—"
Naell membeku seketika. Seolah Dexa baru saja menyihirnya menjadi sebongkah es. Lu dengan takut-takut melirik ke arah yang di tuju oleh Naell.
Dan dia pun langsung pingsan seketika begitu melihat seorang perempuan berambut hitam panjang berantakan berada di balik punggung Dexa.
Dexa hanya bisa menelan salivanya. Saat dia merasakan napas hangat menerpa tengkuk bagian belakangnya.
"De... Xa..."
BruKk
Dexa jatuh dan ikutan pingsan bersama Lu. Sosok itu lalu membuka rambut yang menjuntai menutupi seluruh wajahnya. Mata Naell terbelalak saat menyadari siapa di balik sosok tersebut.
"Arsenal?!!! Lo!!!" seru Naell
"Gue kebagian peran jadi ini," menatap miris pada Dexa dan Lu, "Mereka berdua pingsan."
"Dan gue pun hampir seperti itu juga," ngerutu Naell. Lalu dia membopong tubuh Lu di dalam dekapannya.
"Siapa yang bawa Dexa?" tanya Arsenal saat melihat Naell membawa Lu.
"Lo lah. Masa gue." Dan dengan cuek. Naell berjalan keluar dari dalam rumah hantu.
Arsenal hanya bisa menghela napas berat. Lalu mengayunkan tongkat pada tubuh Dexa.
"Flyior."
Tubuh Dexa melayang dan Arsenal membawanya keluar.
.
.
.Hal pertama yang di lihat Lu saat membuka mata adalah wajah Naell yang menunggu di tepi ranjang rumah pengobatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) End
FantasiaSeason 2 Penyihir Diwangka DI HARAPKAN MEMBACA PENYIHIR DIWANGKA TERLEBIH DAHULU. Jangan lupa menyetel lagu EXO Next Door saat membaca kisah ini. Lucy dkk lulus dengan gelar Mage. Tapi ini belum akhir. Petualangan menjadi seorang penyihir di SMA Di...