Chapter 9- Jalan berdua

706 98 32
                                    

Chapter 9
Jalan Berdua

Sebenarnya, Lu ingin melihat dan menjelajahi interior rumah Dexa. Rumah itu memiliki konsep ala rumah bangsawan kerajaan inggris.

Tapi Lu sadar, Dexa seolah ingin membawanya pergi menjauh dari tempat tersebut.

Lu juga merasa khawatir. Jika seandainya mereka bertemu Kaisar Grass, ayah Dexa.

Di depan rumah. Seorang penjaga di pintu gerbang. Tersenyum ramah dan memberi hormat pada ia dan Dexa.

Lu merasa takjub. Kehidupan Dexa seperti seorang pangeran dan tuan muda dalam kisah-kisah fiksi yang di ketahuinya.

Di luar pintu gerbang. Dexa menghentikan langkah kakinya. Ia mendongak menatap teriknya matahari.

"Panas." seru Dexa. Seraya menatap ke arah Lu.

Lalu di tariknya tudung di balik hoodie yang di pakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu di tariknya tudung di balik hoodie yang di pakainya.

"Lo mau belanja apa?" tanya Dexa

"Peralatan sihir." jawab Lu

"Gue tahu. Tempat yang bagus buat belanja. Tapi kita makan siang dulu. Lo pasti lapar, kan?"

Lu mengganguk kecil. Benar, dia merasa sedikit lapar. Sejak muntah beberapa saat yang lalu.

Keduanya pun berjalan bersama. Menyusuri jalanan kota Aveyard. Ini kedua kalinya Lu pergi mengunjungi ibukota negri tersebut.

Letak lokasi rumah Dexa berada di pinggiran kota. Mereka harus berjalan kaki melalui jalan setapak yang lantainya berbatu. Lalu terus berjalan melalui lorong-lorong bangunan berdinding batu bata. Hingga akhirnya mereka muncul di trotoar jalan yang ramai.

Lu sebenarnya, belum terlalu mengenal jalan di Aveyard. Maka dari itu, dia hanya mengikuti langkah kaki Dexa.

Dexa sendiri membawa Lu ke sebuah kedai makan bergaya abad pertengahan. Teras di depannya, berjejer beberapa meja dan kursi yang di sediakan di bawah payung hitam besar.

Tempat itu, mengingatkan Lu pada sebuah tempat di benua eropa. Lonceng di balik pintu berbunyi. Saat seseorang menarik atau membukanya.

Lu berjalan, mengikuti Dexa dari belakang. Ruangan di dalam kedai. Jauh terlihat seperti sebuah cafe kecil di benua eropa.

Dindingnya masih berbatu bata. Di lengkapi ornamen-ornamen hiasan tumbuhan merambat yang biasa di lihat saat hari natal. Daun mistole.

Dexa berjalan dan duduk disebuah meja kayu berbentuk bundar. Tempat itu tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Lu pun ikut duduk di kursi yang masih kosong.

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang