Chapter 25
Artefak SihirHari senin yang muram. Suasana kelas 2 Diwangka terlihat berbeda dari biasanya. Beberapa tim terlihat belum kembali dari misi mereka masing-masing.
Mia benar, dia akan terlambat pulang. Suasana di dalam kelas terasa sedikit sepi. Di kelas Elemen, hanya ada sekitar 8 orang yang hadir.
Profesor Silfester sendiri tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Pelajaran akan tetap berjalan seperti biasanya.
Penguasaan dan peningkatan energi mana yang di ajarkan Profesor Silfester semakin susah. Setiap siswa di minta untuk meningkatkan energi mana mereka melewati ambang batas diri mereka masing-masing.
Lu dan yang lainnya tampak kewalahan karena energi mana yang terkuras secara paksa.
Bukan hanya sampai di situ saja. Beberapa kelas sepertinya meningkatkan teknik pengajaran mereka. Bahkan di kelas ramuan. Pembuatan potion berada paling tingkat yang sangat sulit.
Mereka di haruskan membuat potion penyembuh anti racun, potion pemulihan mana dan potion meregenasi sel.
Ketiga ramuan tersebut harus di buat secara bersamaan dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Semua potion yang dibuat adalah potion yang harus sering ada saat pertempuran terjadi.
Lu berusaha ekstra keras untuk melakukan semua hal itu. Dia seorang Alc'er dan itu adalah hal dasar yang harus di kuasainya.
Ketika istirahat makan siang telah tiba, Lu merasakan seluruh tulang tubuhnya menjadi remuk. Tapi mengingat bagaimana semua orang bekerja keras. Lu berusaha untuk tetap bertahan sampai kelas berakhir sore nanti.
"Lu."
Naell telah duduk di samping Lu. Wajahnya terlihat khawatir memandang Lu yang nampak kelelahan.
"Lo baik-baik saja?"
"Harusnya gue yang tanya itu sama lo. Zuko." tukas Lu. Air wajah Naell berubah menjadi masam.
"Jangan sebut nama orang itu di hadapanku."
"Dia juga terbangun sepertimu. Apakah," Lu berbisik pelan, "Kementrian sihir mengetahuinya?"
"Jika saat ini dia masih berkeliaran dengan bebas. Itu artinya identitasnya belum ketahuan."
"Apakah itu juga artinya teman-teman mu yang lain juga telah terbangun?"
Naell terdiam. Terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Soal Shaun, gue merasa ada yang aneh. Zuko juga mengatakan bahwa dia merasakan firasat buruk antara gue dan Dexa."
Pupil mata Naell bereaksi. Dia menatap Lu dengan dalam.
"Dia bilang apa?"
"Hanya itu, lalu Ragil datang menjemput kami di depan rumah sakit dan membawa gue dan Dexa pulang."
Dari wajah Lu, Naell mengedarkan matanya pada sebuah gelas kaca yang berada di hadapannya. Urat-urat di wajahnya terlihat mencuat keluar dari epidermis kulit. Lu tahu, Naell tengah memikirkan sesuatu dengan sangat keras.
Permasalahan Shaun sebagai misi pertama tim tujuh masih menjadi sebuah pertanyaan. Mia kembali ke asrama Biranda tiga hari kemudian.
"Apa yang terjadi?" sambut Lu saat Mia pulang dengan wajah yang sangat kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) End
FantasySeason 2 Penyihir Diwangka DI HARAPKAN MEMBACA PENYIHIR DIWANGKA TERLEBIH DAHULU. Jangan lupa menyetel lagu EXO Next Door saat membaca kisah ini. Lucy dkk lulus dengan gelar Mage. Tapi ini belum akhir. Petualangan menjadi seorang penyihir di SMA Di...