Chapter 15- Bertemu Vivian

600 90 20
                                    

Chapter 15
Bertemu Vivian

Mata Lu terbelak tidak percaya. Harus kembali bertemu Tante Mala dan Vivivan adalah hal yang tidak ingin di lakukannya.

"Hanya seminggu. Kau hanya perlu tinggal di sana selama seminggu." tutur Profesor Arjan

"Tapi kenapa?"

"Klan Kurosaki tidak akan mengincar kaum Muggle. Kau akan aman di sana."

"Tapi di Diwangka jauh lebih aman menurutku."

"Tidak, ada seorang mata-mata di Diwangka. Seseorang tidak akan bisa menyusup ke sini tanpa di bantu orang dalam. Ini keputusan Kepala sekolah. Ku harap kau mengerti."

Lu ingin menjerit dan menolak sekencang-kencangnya. Tapi apalah daya nya. Dia tidak punya kuasa untuk melakukan itu.

Gadis itu hanya bisa tertunduk lesu saat kembali ke asrama Biranda. Tapi nasib sial tidak hanya menimpa Lu sebatas itu.

Saat dia hadir di ruang rekreasi Biranda. Semua orang seolah sedang menunggunya dan menatapnya tajam.

"Bagaimana lo melakukannya?" tanya seorang anak kelas satu.

"Apanya?" tanya Lu tidak mengerti

"Menjalin kontrak dengan Servamp." ungkapnya kagum. Beberapa orang tengah mengganguk setuju.

"Aku Liang." gadis berkacamata yang tadi di di temui Lu di koridor maju mengenalkan dirinya.

Lu cukup sering melihatnya. Hanya saja gadis itu jarang berbicara. Karena Liang tipe anak yang suka menyendiri.

"Gue bisa melihat tanda di pergelangan tanganmu."

Lu mengangkat pergelangan tangan yang di maksud Liang.

"Gue tidak bisa melihatnya." keluh Lu

"Tidak memang. Lo gak akan bisa lihat. Kecuali seluruh Akaishi berkumpul. Barulah kalian semua dapat melihat tanda yang di miliki orang lain."

"Sebenarnya, gue gak menyalahkan lo atas tindakan tadi." seorang cowok dengan rambut sedikit kecoklatan turut maju mendekati Lu.

"Tapi kedua rekan gue yang berada di Lazuardi dan Clasimira sangat membenci lo."

"Oh." sahut Lu muram.

"Gue Adrian. Tim 5." dia memperkenalkan diri.

"Apa yang terjadi?" kali ini muncul anak kelas tiga dari lantai atas. Wajah mereka masih muka bantal, "Katanya terjadi penyerangan. Apa benar?"

Beberapa anak mulai mengisahkan apa yang terjadi.

"Gue mau istirahat." ucap Lu pada semua orang.

"Jangan!!" cegah Liang

"Ini sudah hampir tengah malam dan kita semua harus tidur." jelas Lu

"Lo tidak ingin mendengar apa yang sebenarnya di cari para penjahat itu?"

Rasa penasaran membuat Lu akhirnya mengalah untuk mendengar lebih lanjut.

"Hal pertama yang harus lo tahu. Roomate lo masuk ruang kesehatan."

Pupil mata Lu melebar besar.

"Tapi bukan hanya Mia saja yang seperti itu. Setiap anak dengan kemampuan unik memiliki nasib yang sama. Sepertinya, Lexio Fortana sedang mencari pengikut yang baru."

Lu menelan salivanya dengan sesak.

"Pesan gue. Segera cari enam Servamp yang lain bersama Servamp lo itu. Besok pagi, seluruh orang tua murid akan berdemo di Diwangka. Hanya lo satu-satunya harapan kami."

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang