Chapter 23- Zuko

620 98 54
                                    

Chapter 23
Zuko

"Musuh bebuyutan?" sembur Dexa, "Siapa lagi musuh lo?"

"Tunggu," sela Lu, "Kalian saling kenal?"

Shaun melangkah masuk dalam kamar. Melihat sekeliling kamar. Lalu bergumam pelan.

"Mereka tidak akan menggangguku. Jadi pergi urus urusanmu."

Hanya udara kosong, tidak ada yang terlihat tentang sosok yang di ajak bicara oleh Shaun. Lalu dia kembali menatap ke arah Ragil.

"Aku minta maaf tentang ini, Nak." ujar Shaun, "Anak itu memiliki temperamen yang buruk."

"Mirip Naell dong," desis Dexa, "Pantas saja kalian bisa bermusuhan. Tapi ... Siapa Zuko?"

Naell tidak menjawab. Dia lebih memiliki menggenggam telapak tangan Lu dan Dexa dengan jelas melihat hal tersebut.

"Sekarang pergilah tidur," tutur Ragil, "Arsenal akan memasang mantra perlindungan di depan kamar ini."

Dexa sependapat dengan usulan Ragil. Begitu pula Arsenal. Tidak ada yang tahu. Apa yang akan di lakukan oleh cowok bernama Zuko tersebut.

"Naell," panggil Ragil, "Gue tidak menyuruh lo untuk tidur disini. Lo tidak boleh tidur sekamar dengan anak perempuan."

"Gue tahu," Naell melepaskan genggaman tangannya. Ragil memincing tajam dan memutar bola mata malas.

Ck, apa mereka saling suka?

Setelah seluruh orang bubar. Lu mencoba untuk kembali tidur. Dia sendiri masih merasa tidak nyaman untuk memejamkan mata. Bagaimana jika Zuko datang lagi menemuinya?

Lu penasaran, sebenarnya apa yang di inginkan Zuko dan bagaimana Naell dapat mengenal Zuko. Apa mereka pernah bertemu di masa lalu?

Sementara Lu tengah berunding dengan pikirannya. Arsenal mulai melambaikan tongkat sihirnya.

"Almanior."

Pintu dan ruangan kamar itu terlindungi oleh sihir pelindung tingkat menengah. Cukup membuat peringatan jika ada yang mendekat dengan niat buruk.

Setelah insiden tersebut. Zuko tidak lagi menampakkan dirinya hingga pagi menjelang.

Naell merasa dua hari ini. Adalah hari terburuk dalam sejarah hidupnya. Seumur-umur, dia tidak pernah mengurus rumah tangga dan segala tetek-bengeknya.

Dia bersyukur, ada Arsenal yang dengan mudah menyihir segala sesuatu menjadi lebih gampang di kerjakan dan dia kembali cemberut. Ketika tugas memandikan anak asuh di serahkan kembali padanya.

Naell mencoba untuk bersabar.

Tak apa. Ucapnya dalam hati. Mereka akan pulang sore nanti. Ragil terus berdiri mengawasi anggota timnya. Semua orang bekerja dengan serius.

Namun, masih ada satu hal yang membuat Ragil penasaran. Yaitu arti dari misi yang di berikan pada mereka.

Sejauh ini, mereka terlihat seperti pengurus rumah yang di panggil untuk membantu Shaun. Ragil juga merasa penasaran dengan cowok bernama Zuko. Dia sendiri merasakan sesuatu yang mencurigakan.

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang