Chapter 18- Konspirasi Politik

637 108 69
                                    

Chapter 18
Konspirasi Politik

"Itu tidak mungkin." sanggah Lu

"Memang." sahut Dexa

"Paman gue gak mungkin bersalah."

"Tapi itu yang di putuskan oleh kementerian."

Lu menatap nanar pada Dexa dan Arsenal secara bergantian. Profesor Arjan tidak mungkin menghianatinya, terlebih Diwangka.

"Lu," lirih Arsenal, "Lo darah apa? Muggle? Half-blood atau murni?"

Lu merasa de javu. Pertanyaan itu kembali di lontarkan padanya.

"Murni." sahut Lu

"Lo tahu siapa orang tua lo kan?"

Lu ingin menjawab iya. Tapi dia juga tidak terlalu mengenal mereka. Sebab Lu sendiri baru mengetahui kalau orang tuanya adalah penyihir. Setelah beberapa waktu yang lalu.

Lu bahkan tidak pernah melihat foto kedua orang tuanya. Bahkan, makam mereka pun tidak ia ketahui dimana letaknya.

"Lu, ini hanya pendapatku saja. Jika Profesor Arjan adalah pamanmu. Itu artinya orang tua lo bernama Arkan Deanor Liam dan Naya Analisha?"

Lu tidak tahu harus berbicara apa.

"Yang gue tahu. Nama ayah gue Arkan dan nama ibu gue Naya."

Dexa dan Arsenal saling melemparkan pandangan. Lalu secara bersamaan menghela napas berat.

"17 tahun yang lalu," Arsenal memulai ceritanya, "Enam orang Knighter yang bertugas menjaga kristal pelangi. Tewas dalam tugas mereka."

"Lo gak mungkin bilang dua di antaranya orang tua gue?"

"Gue juga gak tahu. Kenapa hal seperti ini lo tidak tahu Lu."

Mereka semua saling terdiam.

"Empat di antaranya meninggal dunia. Arkan dan Naya masih sempat hidup selama seminggu hingga akhirnya mereka juga tewas karena luka yang mereka alami."

"Lalu kenapa semua orang menuduh orang tua gue penghianat?"

"Seorang saksi mata melihat orangtua lo memberikan kristal tersebut pada seseorang di rumah sakit."

"Hal itu di anggap kementerian sebagai sebuah penghianatan." tambah Dexa

"Dan tidak di ketahui di mana makam orang tua lo berada."

Lu sudah tidak bisa berkata-kata. Dia tidak tahu. Bagaimana kehidupan mendiang orangtua nya. Dia ingin menangis melihat bagaimana mereka berjuang.

Pantas saja, dia harus di titipkan di rumah Tante Mala. Kedua orangtuanya di anggap penghianat dan Profesor Arjan menyembunyikan itu dari tante Mala.

Dan kini, muncul satu pertanyaan di dalam benak Lu. Mengapa orangtuanya melakukan hal tersebut. Pantas saja, Profesor Arjan dapat di curigai mata-mata karena insiden beberapa waktu yang lalu.

"Sekarang bagaimana?" tanya Lu

"Profesor Albus meminta keringanan dan penyelidikan atas kasus tersebut." jelas Arsenal

"Pria tua itu, menjaminkan dirinya bahwa tidak satu pun pengajar di Diwangka adalah mata-mata." sela Naell

"Jadi?" tanya Lu lebih lanjut.

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang