Chapter 5- Kekuatan Tim

646 100 28
                                    

Chapter 5
Kekuatan Tim

Naell berlari cepat ke tepi danau. Bersiap untuk menceburkan diri untuk menyelamatkan Lu. Namun, dengan cepat Ragil mencegahnya.

"Hentikan!!"

"Lu tenggelam!!" marah Naell dengan mata berkilat emosi.

"Mereka bertiga akan baik-baik saja."

Naell tidak memperdulikannya. Yang di pikirannya, Lu harus segera di selamatkan.

"Hentikan Servamp!!" Ragil kembali menghardik. Saat Naell bersikeras turun ke dalam danau.

Dengan segera, Ragil melayangkan sebuah hembusan angin di telapak tangannya. Angin itu mendorong tubuh Naell menjauh dari tepi danau dengan sangat cepat.

"Jangan ikut campur," ucap Ragil, "Ini hanya sebuah tes biasa. Jika lo membantu mereka. Gue tidak akan bisa melihat kerja sama tim ini."

Perkataan Ragil ada benarnya. Semua ini hanya simulasi dasar. Untuk melihat bagaimana koordinasi antar Lu, Arsenal dan Dexa.

Naell mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Matanya berkilat emosi memandang Ragil.

"Jika Lucy gue kenapa-kenapa. Lo bakal gue cincang jadi perkedel." ancam nya.

"Lucy adalah tanggung jawab gue," balas Ragil tidak kalah ketusnya, "Gue tidak akan membiarkannya terluka."

Saat Naell dan Ragil sibuk berdebat di atas permukaan. Didalam air, dada Lu mulai terasa sesak. Ia hampir kehabisan napas.

Bayang-bayang matanya menangkap siluet seseorang yang berenang mendekat. Batin Lu bertanya-tanya. Apakah itu Dexa atau Arsenal?

Sebuah tangan melingkar di pinggul dan menariknya mendekat. Lu bisa merasakan sentuhannya.

Arsenal?

Arsenal langsung berenang naik bersama Lu ke atas permukaan. Dexa di tinggalnya ke dasar danau.

Dexa yang awalnya sibuk melepaskan jeratan di kakinya. Mendongak, menatap Arsenal dan Lu yang sedang berenang naik.

Urat-urat di wajahnya mencuat. Menyadari bahwa Arsenal meninggalkannya sendirian. Memilih menyelamatkan Lu dari pada dirinya.

Telapak tangannya terkepal kuat. Lalu dengan segenap kekuatan yang ada. Kepalan tersebut ia arahkan pada tanaman yang menjerat kakinya.

BusHh

Sebuah ledakan besar tercipta. Air bergelembung besar dan jeratan di pergelangan kaki Dexa terlepas.

Tidak menunggu waktu lama. Dexa pun segera berenang naik ke atas permukaan air.

Di atas air, dia mendapati Lu tengah terbatuk-batuk dalam dekapan Arsenal. Lalu matanya mengedar ke sudut danau.

Disana, berdiri Naell. Yang tengah menatap mereka dengan tatapan hewan buas yang siap menyerang kapan saja.

"15 menit," ujar Ragil, "Kalian semua keluar dari dalam danau selama 15 menit setelah tercebur."

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang