Chapter 4- Danau Biru

717 110 47
                                    

Chapter 4
Danau Biru

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Akhir pekan telah tiba. Seperti yang di sepakati sebelumnya. Ardelra harus berkumpul di danau biru.

Di namakan danau biru, sebab warna airnya benar-benar berwarna biru, mirip dengan warna air laut. Letaknya cukup jauh dari Kastil. Tersembunyi di balik bukit besar.

Seseorang perlu menggunakan sapu terbang saat berkendara. Atau berapparate bagi mereka yang telah mendapat izin.

"Gue nebeng." Lu langsung memohon pada Dexa. Merasa canggung untuk memohon pada Arsenal.

"Kenapa harus gue?" protes Dexa

"Kalau lo gak mau. Ya sudah. Gue bareng Arsenal." Lu beringsut kesal. Beralih menatap Arsenal yang sudah siap terbang.

"Gue—"

"Lucy bareng gue!" kalimat Arsenal terpotong. Naell, entah dari mana muncul seraya membawa sebuah sapu jerami di genggaman tangannya.

"Siapa yang bilang lo ikut?" Dexa mencercanya habis.

"Tuan putri gue butuh tumpangan. Jadi, gue ada disini untuk itu." jelas Naell

"Maksud lo? Lo ojeknya?" Dexa hampir ketawa saat mengatakannya. Tapi ia berusaha agar tidak melakukannya.

Air wajah Naell berubah masam.

"Terserah lo mau bilang apa tentang gue. Kali ini gue maafkan," beralih menatap Lu, "Lo bareng gue."

"Lo gak masuk daftar," terang Lu, "Ini pertemuan antar tim."

"Gue tahu. Tapi lo kan Akaishi gue. Berapa kali gue bilang. Kalau lo butuh bantuan. Sebut aja nama gue."

"Dih," sela Dexa, "Apaan tuh? Gaje banget."

"Ck, lo diam aja, bebek!!"

"Ap- Apa? Bebek? Dasar kucing garong!!" marah Dexa tidak terima.

"Hey!! Hentikan!! Berhenti berkelahi," lerai Lu dengan cepat, "Oke, gue bareng lo." serunya pada Naell

"Oke, duduk di belakang."

Naell segera naik di atas sapu dan Lu pun mulai mengambil posisi seraya duduk menyamping di balik punggung Naell.

"Gue cuma mau bilang. Lo perlu peluk pinggang gue. Kalau gak mau jatuh."

Sebenarnya Lu merasa canggung. Untuk memeluk seorang cowok. Terlebih lagi dengan posisi seperti ini.

Dexa dan Arsenal belum lepas landas. Keduanya masih sibuk memandang ke arah Naell dan Lu.

"Plis ya ... Untuk para jomblo. Di mohon untuk bersabar."

Perlahan-lahan. Sapu yang di kendarai Naell naik di atas udara. Semakin lama semakin tinggi. Hingga akhirnya ia meluncur jauh bersama Lu.

Lu hanya bisa memeluk erat pinggang Naell. Seraya memejamkan mata dengan kuat.

Melihat kesombongan Naell. Hanya membuat Dexa mengumpat pelan di dalam hati. Tidak ketinggalan, dia Segera menaiki sapunya dan terbang mengikuti. Lalu di ikuti oleh Arsenal.

Tidak sampai 10 menit. Mereka tiba di tepi danau biru. Sungguh mengejutkan, karena Ragil sudah ada disana memandang mereka berempat dengan alis bertaut bingung.

"Naell?" tanyanya seolah terkejut, "Apa yang lo lakukan disini?"

"Mengantar Lu dan memastikannya baik-baik saja."

ARDELRA (Season 2 Penyihir Diwangka) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang