Anak laki-laki itu tersenyum. Ia menyisir rambut anjing huskynya, "iya, itu aku."
"Lalu, apa kau melihat orang lain tepat di belakangku?" Tanya Avellino sekali lagi. Tatapan matanya berharap jawaban anak laki-laki itu dapat memuaskannya.
"Ya," Jawab anak itu dengan senyuman yang perlahan memudar.
Avellino sudah menduga itu, "Siapa? Katakan! Apakah kau mengenalnya?"
"Itu aku." Sebuah suara bass memecah keramaian para siswa yang penasaran hubungan Avellino dan Jeff. Anak laki-laki dengan name tag Andrew Jackson C. menatap Avellino sengit.
"Kau? Oh, jadi begitu. Semua ini adalah rencanamu, kan!?" Teriak Avellino kesal. Yuan yang melihat itu segera berlari dan menyentuh pundak Avellino.
"Hei, dude. Please, stop it. " Pinta Yuan.
"Nope. Gara-gara dia, aku dituduh dan kecerdasan ku diragukan. Astaga, rencanamu licik, tapi tak cukup pintar untuk membingungkanku." Ucap Avellino.
Bibir Andrew perlahan terangkat sebelah dan membentuk smirk, "Oh ya? Sebenarnya aku ingin mengadakan pesta besok, tapi sepertinya sekarang dan besok tidak ada bedanya. Bagikan!" Seru Andrew
Avellino dan Yuan menatap Andrew bingung. Ternyata Aldric, Richard sedang membagikan sesuatu kepada anak-anak yang berada di lobby. Sesuatu berwarna merah, berbentuk oval, botol saus, dan 1 plastik tepung.
"Tunggu, tunggu! Apa yang akan kalian lakukan!?" Seru Avellino waspada.
"Berpesta. Memang apa lagi?" Jawab Andrew dengan smirk.
"Kau tak membantu Aldric dan Richard, Jeff?" Tanya Andrew heran.
"Setelah aku memanjakan anakku," Ucapnya sembari mengelus anjing husky nya.
"Baik. Jeff, Aldric, Richard, mari duduk di kursi penonton." Andrew, dan teman-temannya duduk di bangku agak jauh dari kerumunan.
"1... 2... 3 dan lempar!!!" Teriak Andrew. Seketika banyak tomat dan telur terlempar ke arah Avellino dan Yuan.
"Hei hei, tunggu sebentar! Apa kalian budaknya, hah!?" Seru Avellino tak terima. Yuan berusaha melindungi Avellino dengan memeluknya dan menangkis lemparan beberapa tomat yang akan mengenai wajah Avellino.
"Katakan permintaan maafku pada pacarmu ya, Ave." Ucap Yuan sembari tersenyum. Avellino menahan tangisnya. Ia menatap anak-anak yang masih saja melempari mereka dengan tomat dan telur.
"Oi, sampai kapan kalian akan melempar tepung agar menjadi adonan!?" Teriak Andrew sembari menguap. Jeff di sebelahnya juga terlihat mengantuk dan menyenderkan kepalanya di bahu Aldric.
Seorang anak perempuan maju sambil membuka bungkus tepung. Avellino terkejut melihat wajah anak tersebut. Dia adalah salah satu anak perempuan yang pernah sok kenal dengannya dan berakhir akan membully Avellino di toilet.
"Dela!?" Yuan mengeratkan pelukannya pada Avellino agar ia tak terkena tepung.
Buggh....
Dela menendang perut Avellino. Semua anak terkejut atas perbuatan yang dilakukan Dela. Avellino terdorong menabrak tubuh Yuan dan tersungkur ke bawah.
"AVVEEEEE!!" Teriak Yuan berlutut dan menyentuh pundak Avellino.
"Dela, kau gila ya!?" Kesal Yuan. Andai Dela bukan perempuan maka dia akan memukulnya sebagai balasan untuk Avellino. Masalahnya, selama ini Yuan sangat menghormati ibunya jadi ia tak pernah memukul perempuan.
"Waktu itu kau beruntung bisa mengetahui trik sok kenalku. Tapi apakah kau akan beruntung sekali lagi saat mendapat serangan?" Gumam Dela.
Tangannya melayang di udara siap memberikan tamparan. Namun sebelum itu terjadi, Yuan sudah menahan tangan Dela.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [ HIATUS ]
Teen Fiction[ Update tiga kali seminggu ] #11 Losangeles in 17/ 07 / 2020 #11 Konglomerat in 17 / 07 / 2020 "Kamu adalah bulan yang aku cari saat gelapnya malam datang. Dengan sejuta sinar disampingku, aku tak perlu yang lain. Ya, hanya kamu." - Avellino Callis...