Andrew menghadang Vellan dari depan. Ia merentangkan tangan ketika melihat Vellan ingin melewatinya dari samping.
"Hei, kau kenapa?" Tanya Andrew. Vellan menatap Andrew tajam.
"Suck!" Seru Vellan kesal.
Andrew terkejut, "eehh!?"
"Kenapa dia berpacaran dengan gadis bermulut ular itu, sih!? Fuck!" Gerutu Vellan.
"Hei, bukankah itu terlalu kasar?" Tanya Andrew tak suka.
"Of course not!" Jawab Vallen keras. Tapi kemudian ia melihat Andrew penuh selidik.
"Atau.... Kau menyukai gadis ular itu?" Selidik Vellan.
Andrew terdiam lama, "aku pun tidak tahu." Vellan menatapnya heran. Ia baru tahu temannya jadi aneh seperti ini.
"Coba tanya hatimu. Terlihat dari pembelaanmu dan sifatmu yang cuek pada orang yang tidak penting seharusnya sudah dapat dipastikan jawabannya. Tapi sepertinya dirimu menyangkalnya....," Sahut Vellan perlahan agar Andrew yakin dengan perasaannya.
"Aku rasa tidak. Ini hanya rasa kasihan," Ucap Andrew.
"Terserah dehh, pokoknya aku akan merebut Rean dari Avellino itu," Rencana Vellan.
"Hei!! Itu tidak baik. Karena.... Rasanya menyakitkan," Sergah Andrew tiba-tiba. Tapi suaranya semakin lirih ketika kata 'menyakitkan'.
"Ohh... Hmm... Okay," Ucap Vellan.
"Btw, anak putri kapan basketnya?" Tanya Andrew mengalihkan pembicaraan.
"Entah, Pak Jhon belum memastikan tanggalnya karena hari ini terpotong istirahat. Kenapa?" Jawab Vellan.
"Aku ingin melihatmu kalah," Akui Andrew. Detik kemudian ia berlari karena menghindari Vellan yang ingin memukulnya dengan handuk.
•••••
Richard menggandeng lengan Vellan dan menganyunkannya seperti robot. Vellan berusaha melepaskan genggaman Richard namun sia-sia. Aldric yang melihatnya pun tertawa keras. Seisi kantin seketika dipenuhi tawa Aldric.
"Al, kamu tertawa terlalu keras," Keluh Jeff. Andrew tersenyum dan mengacak rambut Jeff.
"Sudah kubilang aku bukan anak kecil!" Seru Jeff kesal.
"Tapi kamu terlihat seperti bayi," Sahut Vellan.
"Bahkan Vellan juga!?" Teriak Jeff tak terima. Vellan, Aldric, dan Richard tertawa keras.
"Oh iya, bagaimana kehidupan di Jepang?" Tanya Jeff kepada Vellan tiba-tiba.
Vellan memegang dagu dan berkata, "seru."
"Eh!? Jelaskan lebih rinci!!" Teriak Jeff ingin tahu.
"Ayo ambil makan dulu," Ucap Andrew. Setelah mengambil makan, mereka berjalan ke ruangan mereka biasanya. Namun tiba-tiba Vellan menunjuk ke beberapa orang dan menghampiri mereka.
"Sejak kapan Vel kenal perkumpulan Avellino?" Gumam Richard yang lebih mirip pertanyaan. Mereka pun menyusul Vellan dan bergabung ke meja Avellino, Yuan, dan Rean.
"Hei, kalian tidak di undang di meja ini," Ketus Rean.
"Benar, bukankah kalian mempunyai ruang VVIP? Lalu kenapa kalian mau makan dengan kami para murid biasa?" Tanya Yuan.
"Entahlah, disini ada sebuah pemandangan yang indah," Sahut Vellan sembari memandang Rean dalam. Sedangkan Avellino sudah menatap tajam Vellan.
"Berhenti menatap pacarku seperti itu!" Seru Avellino kesal. Rean sudah memegang lengan Avellino agar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [ HIATUS ]
Teen Fiction[ Update tiga kali seminggu ] #11 Losangeles in 17/ 07 / 2020 #11 Konglomerat in 17 / 07 / 2020 "Kamu adalah bulan yang aku cari saat gelapnya malam datang. Dengan sejuta sinar disampingku, aku tak perlu yang lain. Ya, hanya kamu." - Avellino Callis...