- Part 5 -

21 3 1
                                    

Holaaa! Aku update lagi hehe^^

Tadi pas nulis, Ran dengerin lagu ini. Gatauu yaa pinginn share aja gt lol. Okee, happy reading!!

------------

Seorang pria berlari tergesa-gesa dengan membawa beberapa kantong dan jaket tebal di tangannya. Ia berhenti di depan dua orang anak perempuan dan laki-laki yang sedang duduk di bangku lobby.

"Kalian baik-baik saja?" Tanya pria itu sembari menaruh jaket tebal di pundak anak perempuan tersebut.

"Kau pikir setelah ditendang perutku, dan Yuan ditendang lututnya masih terlihat baik saja, Luccas!?" Sentak Avellino kesal. Ia mengeratkan jaket tebal di bahunya.

Avellino berdiri dan mencari sesuatu di halaman depan lobby. Ia meraba-raba rumput dengan tangan. Luccas menghampiri, dan bertanya, " Nona muda mencari apa?"

Avellino menatapnya dan menangis, "huaaaaa, berlian dari dia hilang. Gara-gara anak brengsek satu itu sihh!"

Luccas terkejut dengan kata makian yang dilontarkan Nona mudanya. Luccas menatap banyaknya rumput yang tumbuh, "perlu bantuan saya Nona muda?" Tanya Luccas.

"Ya iyalah, Nona muda mu sedang kesusahan gini masa kamu biarin aja!" Teriak Avellino.

"Tapi Nona muda tadi tidak meminta...," Ucap Luccas takut.

"Ya mikir aja laahh, masa nunggu aku harus minta!" Jawab Avellino dengan nada tinggi.

Luccas mengangguk, " Baik, Nona muda." Kemudian ia segera menyusuri halaman depan sekolah yang dipenuhi rumput. Avellino melihatnya dengan tatapan kesal.

Setelah sekian lama mencari, Luccas menghadap Avellino dengan wajah ketakutan. Tapi Avellino sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan luccas, "gak ketemu ya?"

Luccas mengangguk, dan menunduk.

Avellino menyentuh hidung dengan jari telunjuk dan jempolnya. Ia frustasi, dan marah. Luccas yang melihat itu segera mencari cara agar Avellino tidak mengingat tentang berlian itu lagi.

"Nona muda, kita harus segera ke rumah sakit. Aku takut kalian berdua mendapat luka serius," Ucap Luccas tiba-tiba. Yuan menatapnya lama, kemudian menggeleng.

"Kurasa tidak, aku harus menemani adikku tidur. Ibu sedang pergi ke luar kota," Ucap Yuan. Avellino melirik ke Yuan dengan tatapan sengit.

"Ini tidak akan sampai rawat inap. Biayanya juga aku yang bayar, ahh tidak, kartu ayahku maksudnya." Yuan menatap Avellino heran. Ia berpikir lama dan kemudian mengangguk. Luccas pun membawa Avellino dan Yuan ke rumah sakit.

"Cas, memang apa yang kau beli tadi? Kantong di garasi mobil sangat banyak," Ucap Avellino yang baru teringat.

"Oh itu, obat, perban, dan kebutuhan orang sakit lainnya. Aku tidak terlalu tahu Nona muda sakit apa jadi Aku membawa banyak pengobatan," Jelas Luccas. Avellino dan Yuan saling berpandangan.

Avellino tersenyum, "Bodoh." Luccas tersentak akan hinaan itu. Ia perlahan melihat ke belakang tempat Avellino dan Yuan duduk, kemudian memasang ekspresi sedih.

- Rumah Sakit Hetrial -

"Tolong periksa mereka, apakah mereka terkenal luka internal atau tidak," Ucap Luccas kepada dokter muda dengan name tag 'Frea Linzy'. Dokter itu mengangguk dan mempersilahkan Avellino dan Yuan menuju ruang pemeriksaan.

MINE  [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang