Huwaaaa aku mau ucapin terimakasih buat yang udah mampir sama yang udah voted dan comment. Aku sayang kaliaann 💕 hehe^^
___________
Avellino menggoreskan tinta pada notebook. Ia menatap Yuan yang berada di kursi sebelahnya. Anak laki-laki itu mengucapkan sesuatu sembari melihat ke papan tulis yang berisi rumus-rumus aljabar. Avellino mengintip notebook Yuan yang sangat rapi, di penuhi warna, dan notes kecil. Berbanding terbalik dengan catatan Avellino yang terkesan biasa saja.
Avellino menghembuskan nafas kasar, "membosankan sekali." Ia membenarkan letak airpods di telinga kanannya. Tapi tiba-tiba seorang anak perempuan mengangkat tangan.
"Bolehkah saya memutar sebuah lagu, Mrs?" Tanya anak perempuan itu. Mrs. Jenner berpikir sebentar kemudian mengangguk.
"Why not?" Ucap Mrs. Jenner. Anak perempuan itu meletakkan handphone di atas meja dan memutar lagu 'flashlight by Jessy J'. Alunan musik mengalun pelan bersama penjelasan dari Mrs. Jenner.
Ting....Tong.....Ting.....Tong....
Kelas telah berakhir, Avellino dan Yuan segera menuju kantin sembari menunggu Rean. Mereka mengambil 3 nampan dan duduk di kursi biasanya. Tentu saja tidak ada yang mengambil tempat mereka, karena semua anak juga duduk di tempat mereka masing-masing.
"Loh, Rean belum sampai?" Terdengar suara gadis berambut pirang dari sebelah Yuan. Belakangan ini kelompok Andrew ikut makan bersama Avellino, Yuan, dan Rean.
"Go away!" Usir Yuan kesal. Vellan memiringkan kepala menatap Yuan.
"Jahatnya," Gumam Vellan namun ia tetap duduk di depan Yuan. Aldric duduk di sebelah Vellan bersama Jeff. Richard duduk di sebelah kanan Avellino. Dan Andrew berada di depan Richard sembari menaruh nampan.
Andrew menyentuh rahangnya yang perih, dan menatap Yuan. Ia teringat senyum manis Hinata saat mengangkat jari tengah. Ia juga mengingat bagaimana Hinata menyebutnya anak yang tidak mandiri, sampah masyarakat di pertemuan pertama. Semua itu terhapus oleh dinginnya bulan Desember.
"Bagaimana kabar Hinata?" Tanya Andrew tiba-tiba. Yuan terdiam sembari menggenggam garpu dengan kekuatan penuh. Seketika ingatannya berputar saat Hinata tergeletak di kamar mandi karena termenung, sakit karena tidak makan sampai akhirnya Yuan menyuapinya secara terus-menerus hingga sembuh, tangisan Hinata saat malam hari secara tiba-tiba dan sekali lagi Yuan yang menenangkannya dengan memeluk dan bernyanyi sampai Hinata tidur. Yuan menatap Andrew marah. Begitu mudahnya pria itu bertanya kabar Hinata setelah semua yang adiknya lalui tanpa sepengetahuan Andrew.
"Don't say her name with your dirty mouth, dammit!!" Teriak Yuan. Seketika suasana kantin menjadi hening. Aldric dan Richard bahkan tak percaya Yuan bisa berteriak kepada Andrew.
"Calm down, dude," Ucap Rean tiba-tiba sembari menepuk baju Yuan. Ketika sampai di kantin ia mendengar suara bentakan Yuan. Karena hal itu ia segera berlari dan memenangkan Yuan.
Rean duduk dan menaruh nampan di depannya. Ia melihat Vellan tersenyum manis dan menatapnya. Rean bahkan muak melihat wajah Vellan yang full make up. Bahkan Vellan menggulung lengan seragam dan rok abu-abunya dibuat terlalu pendek. Ia bahkan tak tahu kenapa semua tentang Vellan itu buruk.
"Kau habis darimana, Rean?" Tanya Avellino mengalihkan topik. Yuan sedikit memundurkan badannya agar Rean dapat melihat Avellino.
"Tadi disuruh ngantar sesuatu ke ruang konseling," Jawab Rean. Avellino menganggukkan kepalanya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [ HIATUS ]
Teen Fiction[ Update tiga kali seminggu ] #11 Losangeles in 17/ 07 / 2020 #11 Konglomerat in 17 / 07 / 2020 "Kamu adalah bulan yang aku cari saat gelapnya malam datang. Dengan sejuta sinar disampingku, aku tak perlu yang lain. Ya, hanya kamu." - Avellino Callis...