Ajeng 11 -

198 21 0
                                    

Vote dulu sebelum baca✌😊

Happy reading ....

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Apa yang kamu katakan?! Jangan mencoba melindungi gadis setan ini!" bentak Tante Renata seraya menyalangkan matanya.

Tiba tiba kepulan asap putih berkumpul di samping kanan dan kiri Tante Renata, kepulan asap itu lalu membentuk dua sosok laki laki berwajah kembar memakai pakaian adat dari Bali. Wajah keduanyanya bengis, tatapannya menyorot tajam ke Ajeng dan ke sosok perempuan yang mengikuti Arif, sosok yang aku sebut Melati. Di wajah kedua sosok laki-laki itu terdapat seperti guratan guratan hitam, juga ada empat taring kecil yang mencuat dari bibirnya ke atas dan ke bawah.

Seketika semuanya terhenti, kekuasaan sang waktu seakan diambil alih. Tapi aku tahu, ini adalah permainan jin kafir.

Hanya aku, Ajeng, Melati, dan kedua sosok jin Bali itu setahuku yang bisa bergerak. Yang lainnya, seperti adegan film yang di jeda pemutarannya.

"Assalamualaikum."

Aku selalu membuka sesuatu dengan salam, sebagai pembuka ... salam benar benar penting untuk bagian selanjutnya.

Tidak ada sahutan, mereka justru saling tatap, antara Ajeng, Melati, dan kedua jin Bali tersebut.

"Apa urusan kalian ...? Sssss ...," tanya Ajeng menatap mereka bergantian.
"Kalian sepertinya memiliki urusan yang berbeda beda, Tuan Leak Bali dan Nona Penguntit."

Melati menatap tidak suka pada Ajeng ketika ia disebut penguntit, tapi ia tidak bergerak dari tempatnya. Ia tetap berada di belakang Arif, sepertinya ia tidak membiarkan siapapun mendekati Arif.

Aku berganti menatap dua sosok laki-laki yang di sebut Leak Bali oleh Ajeng. Keduanya menatapku, aroma bunga kamboja samar samar tercium. Tapi masih kalah kuat oleh aroma mawar yang Ajeng keluarkan, yang kali ini bahkan lebih kuat dari aroma bunga Melati yang juga menyerbak sejak beberapa saat lalu.

Kedua sosok laki-laki itu lalu serempak berkata bersama sama. "Kedatangan kami untuk Ajeng Ayu Nawangsih."

"Siapa yang mengirim kalian, apa urusannya denganku?!" tanyaku tegas.

"Majikan kami, Renata Irawati. Putrinya sempat mendapat kunjungan yang kurang menyenangkan," kata dua sosok itu lagi lagi secara bersamaan, tatapan mereka tertuju pada Ajeng.

Argh ....

Kepalaku tiba tiba pusing, aku meremas rambutku. Kenapa semuanya justru semakin rumit ...?! Majikan? Keluarga Gista juga memiliki hubungan dengan bangsa jin?

"Lalu apa urusan kedatangan kalian kepadaku?!" tanyaku lagi dengan nada meninggi.

"Meminta penebusan," ucap keduanya datar, sambil menatap Ajeng.

Aku melirik Ajeng sekilas, ia medesis menatap benci pada dua sosok ini, sisik sisik ular merahnya mulai bermunculan menyala seperti bara api.

Lalu aku kembali menatap tajam pada dua sosok di depanku. "Tapi bukan karena kedatangan Ajeng waktu itu yang membuat Gista seperti sekarang."

"Ya ... Kami tahu itu."

-----

Tiba tiba tengkukku meremang, aku merasakan sebuah kehadiran yang amat kuat. Energi negatif yang amat kental, tapi bukan berasal dari kedua sosok jin laki laki ini, juga bukan dari sosok Melati.

Bahkan Melati dan kedua jin kembar itu terlihat menyipitkan mata, bahkan mereka menggeram. Hawa kehadiran ini sangat kuat.

Kami semua serempak menoleh ke arah tangga, ia datang dari sana.

The Twins - Two AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang