*Jangan lupa tambahin Ajeng di perpus kalian✌
***
Renata berdiri di depan rumahnya, menatap langit yang tampak berawan dengan gelisah. Ia seperti sedang menunggu sesuatu, entah apa yang ia tunggu.
Di belakangnya terlihat sebuah rumah besar dan mewah. Namun sebuah aura kegelapan serupa asap tipis menyelimuti rumah tersebut, membalut seluruh sisi rumah tersebut tanpa terkecuali.
Samar samar di sekitar rumah tersebut banyak sekali makhluk makhluk berwajah menyeramkan berkeliaran. Mata mereka besar, rambutnya gondrong menjuntai, gigi giginya mencuat keluar dari mulutnya.
Lalu dua sosok laki-laki berwajah kembar muncul di hadapan Renata. Mereka ... dua sosok laki-laki kembar itu adalah jin yang belum lama tadi menemui ku!
*
"Hei! Tuhkan ngelamun lagi." Risa menepuk pundakku, mengembalikan kesadaran ku.
"Ehh." Apa yang baru saja aku lihat?
"Kamu kenapa sih, Jeng?"
Aku tidak menyahut Risa dan Lintang, mata kiriku tiba tiba berdenyut. Pandanganku dibawa kembali ke sebuah rumah besar bercat putih di kawasan elit. Rumah besar nan megah, sayang sekali terdapat aura hitam yang menyelimutinya.
Tapi pandanganku tidak terfokus ke rumah itu, melainkan ke seorang wanita yang tengah berbicara dengan dua pria kembar memakai pakaian adat dari Bali.
Wanita itu tampak marah marah, tapi aku tidak bisa mendengar suaranya.
*
"Ajeeng!"
Aku kembali ke Risa, Lintang, dan Arif. Lintang yang mengguncangkan tubuhku berulang ulang, membuatku kembali tersadar.
"Are you oke?"
"Aku nggak apa apa. Kita ke kelas aja yuk. Kak Arif, kita bahas Gistanya nanti jam istirahat aja ya ...," pintaku, setelah kejadian tadi kepalaku sedikit terasa pusing.
"Kok kamu udah tahu, aku kesini buat bahas Gista?"
Aku mengabaikan Arif, aku melangkah cepat menuju kelas meninggalkan mereka bertiga.
Risa yang sudah mengerti aku tengah melihat sesuatu segera menyusul ku, juga Lintang.
Sesampainya di kelas, aku langsung meletakkan kepalaku di meja, menjadikan ranselku sebagai bantal.
Lalu aku membaca surah Al-fatihah dalam hati.
Ajeng sedang pergi, dia sedang jauh dari tubuhku. Itu sebabnya energi ku banyak terkuras, yang aku lihat tadi berasal dari mata Ajeng. Apa Ajeng sengaja ingin memperlihatkan itu padaku, tapi apa tujuannya?
Dan perempuan tadi, Tante Renata. Kenapa ada aura negatif yang menyelimuti rumahnya?
Dan apa hubungan yang sebenarnya apa antara Tante Renata dan Jin kembar itu?
Lalu apa tujuan mereka tadi menemuiku? Mereka sudah tahu jika bukan aku atau Ajeng yang mengirim sihir kepada Gista. Apa sejak awal mereka sudah mengetahuinya?
Tapi kenapa aku yang seolah olah sengaja dijadikan tersangka disini?
Gista terus meneriakkan namaku, menjadikan aku sebagai penjahat disini. Apa karena kedatangan Ajeng padanya waktu itu, sehingga dia trauma. Lalu secara kebetulan ada seseorang mengirimkan santet kepada Gista, lalu memanfaatkan momen kedatangan Ajeng waktu itu.
Bisa jadi!
Tapi siapa?
Kepala sebelah kiriku semakin berdenyut, samar samar aku mendengar suara cekikikan dari sudut kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins - Two Ajeng
HorrorAku mempunyai seorang saudari kembar, namanya sama dengan namaku. Tapi, saudari kembar ku ini yang bisa melihatnya hanya aku. Bahkan ibuk dan bapak tidak bisa melihatnya. Padahal dia tidak pernah jauh dariku, selalu bersamaku. Kami tidak bisa dipis...