"Perumpamaan sebuah pedang, semakin banyak diasah akan semakin tajam. Begitupun doamu itu ... seberapa banyak kamu telah mengasahnya, Manusia?"
Ajeng Ayu Nawangsih
~~~
"Stop bentar! Ceritanya masih panjang nggak?"
Lagi lagi Arif harus kengela napas sebal, Lintang memotong ceritanya lagi.
"Kenapa lagi?" tanya Arif datar.
"Hujannya udah berhenti diluar, aku mau cari makanan dulu ..., lapeer!" Lintang memasang wajah kelaparan sambil memegang perutnya.
"Boleh yaa ... please ...."
"Hem."
"Yey! Ayok Ris!" teriak Lintang semangat, ia lalu menarik tangan Risa.
"Terus kalian tinggalin aku sama Kak Arif?" tanyaku seakan tidak percaya.
"Kalau Kak Arif kurang ajar, panggil aja Ajeng kembaran. Biar di sikat!" kata Lintang diselingi juluran lidahnya.
"Lo pikir gue cowok apaan?!" tukas Arif tidak terima.
"Ceritanya jangan disambung dulu, tunggu kita balek!" Lintang dan Risa akhirnya berlalu pergi.
Dan ... tinggalah aku berdua dengan Arif. Entah kenapa suasananya menjadi berbeda. Mencekam.
Aku belum pernah merasakan situasi seperti ini. Kami saling diam, aku tidak tahu harus berkata apa. Kenapa jantungku berdetak kencang, bahkan lebih kencang dari saat aku berhadapan dengan jin menyeramkan.
Situasi ini bahkan lebih mencekam dari pada dihadapkan dengan sepuluh jin berwajah menyeramkan .
Dihadapkan dengan Bani Adam yang tampan. Di satu kamar?
Tolong Ajeng, Ya Allah ....
Dan kenapa Arif sedari tadi juga diam saja.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan. Apabila ada laki laki dan perempuan berduaan, maka yang ketiganya adalah syetan.
Aku malah berharap setannya cepat muncul. Setaaan!
Setidaknya jika ada setan, aku bisa ngobrol dengan setannya.
Cling!
Setannya muncul.
Ajeng muncul melayang di sudut kamar, lalu perlahan mendekat dan berdiri di tepi kasurku.
Matanya menatap Arif beberapa saat. Lalu berganti menatapku datar, "Arif ganteng ya."
What's?!
"Kalau cinta bilang aja."
"Kalian sama sama manusia juga."
"KAMU NGOMOMG APA SIH!" teriakku tak tahan, hingga aku lupa Arif ada di sebelahku.
"Lo kenapa?" tanya Arif bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins - Two Ajeng
HorrorAku mempunyai seorang saudari kembar, namanya sama dengan namaku. Tapi, saudari kembar ku ini yang bisa melihatnya hanya aku. Bahkan ibuk dan bapak tidak bisa melihatnya. Padahal dia tidak pernah jauh dariku, selalu bersamaku. Kami tidak bisa dipis...