Ciee ... makasih lho yg masih mau nungguin.🎃
Happy reading my preen ....
--------_----------_---------_---------------_------------------------------------------:---
Tubuhku tidak bisa digerakkan, sekeras apapun aku mencoba tetap tidak bisa kugerakkan.
"Aaargh ...!"
"Gue nggak bisa gerak ...," rintih Arif.
"Apa yang terjadi, Jeeng?"
"Kenapa aku nggak bisa gerak ...?" tambah Risa.
Tapi aku juga tidak tahu, aku juga tidak bisa menggerakkan tubuhku sama halnya dengan Risa dan Arif. Dan semakin aku berusaha menggerakkan tubuhku, dadaku terasa sesak.
"Khikikiki kikikiki ... manusia manusia lancang, berani beraninya mencampuri urusan kami.
Sekarang kalian akan menyesali perbuatan kalian."
Gista berjalan mendekat ke kami, dan Lintang masih dibawa bersamanya. Aura jahat yang menyelimuti raga Gista saat ini cukup kuat, semakin dia mendekat ke tempat kami berdiri ... napas kami kian terasa sesak.
Tak berselang lama, untuk beberapa saat sayup sayup terdengar bunyi tabuhan alat musik tradisional. Bersama dengan munculnya sosok sosok dengan berbagai wujud di sekitar kami. Mereka semua tertawa menakutkan. Aku memejamkan mataku rapat rapat, tidak ingin melihat mereka. Tapi aku tidak bisa menutup telingaku dari mendengarkan suara tawa mereka, tawa mereka begitu riuh.
"Anak anak nakal itu harus dihukum. Khikikiki kikikii ...."
"Arh ... dada gue sesek banget. Uhuk uhuk!" Arif sudah mulai terbatuk-batuk, tubuhnya tidak kuat menahan energi negatif yang semakin pekat mengepung kami.
"Risa ...!" panggilku. Kami tidak boleh menyerah disini, apapun yang terjadi.
Ubun-ubunku tiba tiba berdenyut, Ajeng keluar dari tubuhku. Energinya belum terisi penuh, aku bisa merasakannya. Apa yang akan dilakukannya? Jin yang merasuk di tubuh Gista itu jauh lebih kuat dari Ajeng. Tidak, Ajeng akan kalah darinya. Ajeng ... mundur lah.
Ajeng melayang di depanku, berhadap hadapan dengan Gista yang tengah dirasuki.
"Lepaskan gadis itu ...," perintah Ajeng.
"Khikikiki kikikii ... Akhirnya kamu muncul juga, Ular Setengah-Setengah. HIHIHIHI ...."
Aura hitamnya menyebar, energi negatif yang begitu kuat dan pekat. Arif semakin tersengal, Risa juga. Aku juga kesulitan bernapas, tapi aku sedikit lebih tahan. Lintang sudah pingsan, dia sudah tidak terlihat bergerak.
Dari belakang tubuh Gista, keluar sosok hitam. Rambutnya panjang menjuntai, kedua tangannya di bentangkan. "KHIKIKIKI! Inilah akibat dari kelancangan kalian ...!"
Lintang di hempaskan begitu saja, lalu sosok hitam itu menggunakan tubuh Gista melesat ke arahku dengan sangat cepat. Tangan kanannya terjulur ke leherku.
Ajeng yang didepanku berusaha menghalangi, namun ia ditembus begitu saja. Seolah keberadaannya tidak lebih dari udara kosong.
Aku tercekat, tangan kanan Gista berhasil mencekik leherku. Cekikannya kuat sekali, aku tidak bisa bernapas. Dan tubuhku masih tidak bisa digerakkan, aku tidak bisa membebaskan diri.
"Astaghfirullah! Arkh ... Allahu ... akbaaar!"
Ya Allah ....
"Gistaa, sa-sa daar, sadaar Gist ...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins - Two Ajeng
HorrorAku mempunyai seorang saudari kembar, namanya sama dengan namaku. Tapi, saudari kembar ku ini yang bisa melihatnya hanya aku. Bahkan ibuk dan bapak tidak bisa melihatnya. Padahal dia tidak pernah jauh dariku, selalu bersamaku. Kami tidak bisa dipis...