Ajeng 7 - Bertemu Gista

215 29 5
                                    

Selamat membaca teman2 ...

Dan ingatlah, saat kita benar-benar merasa sedang sendirian. Kita tidak benar benar sendirian.

Mereka berada di sekitar kita, hanya saja kita tidak mampu menjangkau mereka.

***

Hangat ...

Harum ...

Apa yang terjadi? Apa aku sudah mati?

Silau! Cahaya ini menyilaukan sekali. Mataku tidak bisa melihat apapun.

Aku merasakan ada tangan kecil yang menepuk nepuk pipiku.

"Bangun, Mbakyu ...."

"Banguun ...!"

Ada suara anak kecil, aku mendengarnya. Dan aku mengenal suara ini.

"Aya?" tanyaku memastikan.

Tapi aku tidak mendengar ada jawaban. Aku justru mendengar suara suara yang lainnya.

Suara erangan kesakitan, juga suara seperti desisan ular.

Suara erangan itu aku juga mengenalinya, aku pernah mendengar suara itu.

"Aaargh ..., Sialan Kau Ular! Lepaskan Aku!"

Itu suara jin hitam, Ki Amuk.

Uhuk!

Aku terbatuk, seperti ada sesuatu yang hendak keluar dari mulutku. Seperti gumpalan, besar, namun kering dan keras. Rasanya sakit sekali!

Gumpalan itu seperti tersendat di kerongkonganku. Rasanya seperti di cekik ... sakit, perih, panas sekali. Sulit sekali aku hendak memuntahkan gumpalan ini.

Tangan kecil itu seperti berusaha mengeluarkan gumpalan itu dari kerongkongan ku. Tapi rasanya sakit sekali .... panasnya sampai menjalar ke telinga.

"Ayo Mbakyu ... muntah kan!"

"Muntah kan!"

AAARH ...

Sakiiit ... panas ....

Aku menangis sejadi jadinya, tapi air mataku terasa berat sekali. Bahkan terasa seperti ... lengket.

"Lebih kuat lagi, Mbakyu ...!"

AAAAAAAA!

Aku mendorongnya sekuat tenaga, kerongkonganku serasa terkoyak dari dalam seiring gumpalan itu bergerak.

HOOOEKKK!!

Akhirnya gumpalan itu keluar, aku merasa kerongkongan, mulutku, semuanya robek. Rasanya panas sekali ....

Setelah gumpalan itu keluar, aku merasakan dari semua lubang di tubuhku .... Seperti sebuah cairan kental dan terasa hangat keluar dari sana.

Lalu setelah itu aku merasakan seperti ada sesuatu yang tipis, panjang, dan banyak sekali. Melilit seluruh tubuhku.

"Mbakyu akan baik baik saja."

"Racun mayat itu tidak akan bisa menembus Ritma milik Aya."

"Mbakyu diam dan tunggu saja, Ndoro Ayu sedang mengurus jin jelek itu. Hihihi ...."

Tubuhku sudah terbungkus seluruhnya, menyisakan hidung dan mataku. Aku tahu ini adalah rambut hidup milik Aya, rasanya hangat sekali ketika terbungkus rambut sundel bolong kecil ini. Rasa sakit di tubuhku perlahan berkurang.

Pandanganku juga sedikit demi sedikit berangsur membaik. Aku bisa melihat Aya berdiri dengan perut berlubangnya, aku segera mengalihkan pandanganku.

The Twins - Two AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang