Malam Penumbalan bag. 2

196 22 2
                                    

*) Ssstt ... jangan lupa vote👻
Komen juga, biar author lebih semangat Up part baru ....

"Di saat berada dalam situasi yang buruk, siapa yang Ajeng mintai pertolongan?"

"Ibuk lah!" seruku yakin. Memangnya siapa lagi? Di saat semua orang takut kepada Ajeng, di saat semua orang tidak suka kepada Ajeng, di saat semua orang menjauhi Ajeng, dan di saat semua orang menganggap Ajeng tidak ada ....

Ketika Ajeng merasa tidak lagi punya tempat ... hanya Ibuk, satu satunya. Satu satunya tempat yang akan menyambut kedatanganku.

Tidak ada yang lain yang akan ku panggil jika aku sedang dalam masalah, karena hanya Ibuk ... satu satunya-

"Ajeng salah. Bukan Ibuk." Ibuk menggelengkan kepalanya, lalu siapa jika bukan Ibuk?

Aku menatap mata Ibuk, lalu siapaa?

Bibir pucat Ibuk bergerak pelan, lalu berkata dengan lembut, "Allah ...."

"Jika Ajeng sedang dalam kesulitan ingat Allah, hanya Allah yang tidak akan pernah meninggalkan Ajeng, selama Ajeng terus mengingat-Nya ... di sini."

Ibuk menunjuk dadaku.

****

"Allah?"

Mataku mengerjap beberapa kali, dimana ini? Ternyata aku tertidur, aku masih di ruang dapur, di rumah Gista. Mimpi tadi itu ... apakah petunjuk? Apa kenangan masa lalu itu kembali datang lewat mimpi untuk memberiku petunjuk?

Aku mengusap wajahku, bagaimana bisa aku tertidur? Hampir satu jam!

Beruntung Tante Renata belum menemukan kami. Gista juga masih belum bangun. Argh ... semua persendian ku terasa sakit saat dibuat bergerak.

Kondisi dapur Gista berantakan sekali, seperti habis terkena angin ribut. Perabotannya berserakan di mana-mana, semua tak lagi tertata pada tempatnya, semuanya hancur berantakan. Akan seperti apa reaksi tuan rumah jika melihatnya nanti?

Ahh ... akan buruk jika kami bertemu dengan si tuan rumah sekarang. Tekanan yang aku rasakan saat bertemu Tante Renata tadi tak akan bisa aku lupakan, energi negatif yang menyelimutinya itu ... terasa amat padat. Sebenarnya sudah sejauh mana Tante Renata berjalan hingga menjadi seperti sekarang?

Lampu ruangan tiba-tiba meredup beberapa saat, ada apa ini? Tak berselang lama, suara dentuman besar menggema mengejutkanku. Dinding dan lantai yang kupijak bahkan sampai bergetar, suara berdentum tadi pasti tak jauh dari rumah ini.

Apa ada sesuatu yang tengah terjadi?

Tiba tiba ubun-ubunku berdenyut. Lalu suara Ajeng muncul di kepalaku. "Pagar rumah ini kuat sekali, sulit untuk ditembus."

"Apa urusanmu didalam sudah selesai? Aku merasakan rasa sakit."

Ajeng sudah tiba. Suara berdentum tadi itu pasti dari Ajeng yang mencoba menerobos pagar pelindung rumah ini.

"Jika Ajeng sedang dalam kesulitan ingat Allah, hanya Allah yang tidak akan pernah meninggalkan Ajeng, selama Ajeng terus mengingat-Nya ... di sini."

Allah?

Apakah maksud mimpi tadi itu supaya aku tidak melupakan Allah? Astaghfirullah ... Astaghfirullah-haladzim ... Astaghfirullah-haladzim ....

Maafkan hamba mu ini ya Allah ....

Dentuman itu terdengar lagi, kali ini suaranya lebih besar dari yang sebelumnya. Getarannya juga semakin terasa, dua energi besar sedang saling beradu di atas sana.

The Twins - Two AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang