*)Author POV.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua puluh dua lewat lima menit, sudah satu jam lebih sejak Ajeng memasuki rumah Wiska dan belum kembali keluar.
"Udah jam sepuluh malem nih, kok Ajeng belom balik ya? Apa kita susulin aja," usul Lintang.
Arif, Risa dan Lintang sedari tadi memang hanya menunggu di mobil, mereka tidak mengetahui sedikitpun tentang apa yang terjadi di dalam sana. Selain karena rumah Wiska dikelilingi pagar tinggi yang menjulang, mereka juga takut hanya akan mengganggu Ajeng jika diam diam menyusul menyelinap ke dalam.
Tapi rasa khawatir, rasa cemas itu muncul juga. Malam sudah semakin larut, dan mereka belum mendapatkan kabar apa apa dari Ajeng. Apa Ajeng di sana baik-baik saja?
"Ajeeng ... semoga Ajeng nggak kenapa-napa di dalem sana," harap Risa, sedari tadi ia terus menatap gerbang rumah Wiska dengan harap akan melihat Ajeng berlari keluar dari sana.
"Kalau sampai sepuluh menit lagi Ajeng belom keluar juga, kita susulin," ucap Arif dengan wajah serius.
**
Lima belas menit berlalu. "Udah lima belas menit!" seru Risa.
Tok tok tok tok ...!
Tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobil bagian belakang. Baik Arif, Risa, maupun Lintang sama sama tegang.
"Siapa?" bisik Lintang yang dibalas gelengan oleh Risa.
"Coba deh tengok ke belakang ..."sambung Lintang yang lagi lagi dibalas dengan gelengan kepala, namun kali ini dari Arif yang duduk di kursi kemudi.
"Gak perlu ... dia udah di dalem," ucap Arif dengan suara sedikit bergetar.
Harum bunga mawar tetiba menyerbak di dalam mobil, tidak perlu ditanya dari mana. Lintang segera merapatkan duduknya dengan Risa, Arif mengatur napasnya agar tidak tegang.
Di kursi depan yang sebelumnya diduduki Ajeng kini kembali diduduki Ajeng. Hanya saja ... Ajeng yang berbeda.
Wajahnya pucat dan di beberapa bagian terdapat sisik sisik merah.
Arif nampak sangat tegang, dan semakin tegang karena kini Ajeng menatapnya. Keringat mengalir di dahi Arif, tak dapat lagi ia kontrol rasa takutnya.
"Ke rumah Renata sekarang. Mereka menculik Ajeng ...."
"Ha-hah, ap-apa apa?" tanya Arif terbata.
Hufft ... Ajeng menghela napas, lalu tiba tiba mesin mobil menyala sendiri.
"HEH HEH! ADA APA INI?!" Arif gelagapan, mesin mobil menyala tanpa ia hidupkan dan kini mulai bergerak maju.
Lintang memeluk Risa ketakutan, tapi tidak dengan Risa, ia tidak terlihat setakut Lintang dan Arif. Ia terlihat lebih tenang, Risa bahkan bergerak maju melepas pelukan Lintang. Risa bahkan bertanya pada Ajeng.
"Apa yang terjadi?" tanya Risa pada Ajeng.
Ajeng menoleh ke Risa, menatap datar sahabatnya. Maksudnya sahabat Ajeng(manusia).
"Ajeng diculik, dia akan ditumbalkan bersama Gista malam ini."
"Apa?! Bagaimana bisa?"
"Mereka tiba tiba datang di tengah pertempuran. Mereka membawa Ajeng. Mereka akan mendapat balasannya ...."
"Tapi aku butuh bantuan kalian."
.
.
.
****
.
.
.
POV 1Ajeng sedang membawa Arif dan yang lainnya kemari. Bagus, tapi itu tidak akan berarti apa-apa jika aku dan Gista masih belum bisa keluar dari sini. Dan aku harus cepat, aku harus bisa membawa Gista keluar sebelum Tante Renata kembali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins - Two Ajeng
HorrorAku mempunyai seorang saudari kembar, namanya sama dengan namaku. Tapi, saudari kembar ku ini yang bisa melihatnya hanya aku. Bahkan ibuk dan bapak tidak bisa melihatnya. Padahal dia tidak pernah jauh dariku, selalu bersamaku. Kami tidak bisa dipis...