Jika mencintaimu adalah dosa, mengapa rasa ini tercipta?
Dia harus bagaimana sekarang di saat semua cinta itu telah melebur bersama harapannya yang semu? Meratapi nasib, menjadi sesosok gadis yang menggilai cinta hingga kehilangan akal?
"Semuanya... kami ingin mengatakan sesuatu. Ini kabar baik." Sejenak dia menghela napas, sebelum merasakan dadanya yang sesak tiada terkira.
"Syifa hamil." Lelaki yang dicintainya tersenyum, menatap Syifa penuh cinta. Begitupun sebaliknya, mereka bersukacita memasang wajah yang begitu bahagia.
Tidak berlaku baginya, dada Ana bergetar hebat. Air matanya hendak keluar dengan leluasa sebagai tanda betapa pedihnya hati gadis itu saat ini. Hancur sudah harapannya.
Kejadian itu masih terngiang di kepala. Air matanya kini berjatuhan, dada gadis itu seperti terkena serpihan-serpihan kaca. Kecil, tapi efeknya sangat menyakitkan.
Dia tahu, dia tak pantas bersanding dengan Rauf. Dia tak pantas mencintai pemuda itu lagi sekarang. Di hati lelaki yang dicintainya telah terpatri nama seseorang yang sangat berharga.
Dia membuka layar ponsel kemudian menekan galeri. Sepersekian detik muncullah semua foto Rauf yang dia dapat dari media sosial.
"Aku akan menikahimu, Ra. Aku janji."
Kala itu dia dapat melihat kesungguhan Rauf lewat tatapan matanya. Nyatanya sekarang, dia sendiri yang melihat Rauf tersenyum bahagia mendapat kabar sukacita jika istrinya hamil.
Bagaimana melihat lelaki yang kamu cintai tengah berbahagia sebab sebentar lagi akan mempunyai buah hati?
Bukan denganmu, melainkan dengan wanita yang selama ini kamu kagumi.
Ya Allah....
Berkali-kali dia melirih, merasakan pelupuknya semakin memberat.
Siapa yang akan dia salahkan? Apakah cinta?
"Namamu siapa?"
"Hei, jawab aku namamu siapa."
"Oke, aku akan memanggilmu Humaira karena pipimu kemerah-merahan."
Sembari menangis dia mengusap wajah, menyentuh pipi sembari sesenggukan.
Ya Allah, mengapa dia harus menyukai Rauf? Mengapa Kau berikan rasa cinta ini jika akhirnya begini?
"Ra, sudah salat?"
"Belum."
"Ya sudah siap-siap saja. Nanti jika saatnya telah tiba, aku akan mengimamimu lalu mengecup dahimu selesai salat. Nanti, ya, tapi... kamu harus sedikit bersabar menunggu saat itu."
Ya Allah... semua kenangan tentang Rauf terpatri di otaknya. Mengapa...? Mengapa semua ini terjadi padanya? Mengapa dia punya perasaan terlarang ini?
Jemarinya meremas kuat-kuat sprei ranjang, sakit sekali hatinya. Dia menangis sesenggukan. Pertemuan pertama dengan Rauf di swalayan itu... hingga kemarin saat Rauf melamarnya. Mengapa semua jadi seperti ini, Ya Allah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bidadari Bumi [END]
SpiritualAn amazing cover by. @Es_Pucil Menikah tanpa dasar cinta, apakah bisa? Takdir seakan tengah menguji Syifa saat seorang pria paruh baya melamarkan anaknya, Rauf. Pernikahan yang dia dambakan seperti romantisme kisah Humaira bersama Rasulullah adalah...