HOUSE, 05:10 PM
"Aku mandi dulu, kau mau tetap disini atau di ikut denganku?" David mengedipkan sebelah matanya, masih senang menggoda istrinya yang selalu merespon dengan tersipu dan salah tingkah setiap kali dia melakukannya.
Gadis itu hanya menatapnya dengan mata melotot, meski wajahnya memerah. "Cepat selesaikan agendamu yang satu itu. Aku tidak suka menunggu." David hanya menanggapinya dengan senyum yang lebih lebar. "Dan aku tetap disini."
"Jika kau merindukanku, susul aku dikamar mandi." David berkata sambil melenggang pergi dari ruang tamu, menuju kamar mereka.
Ara menatapnya dengan kesal sekaligus gemas. "Tutup mulutmu, David!" gadis itu berteriak dari tempatnya sambil melemparkan bantal sofa, berniat mengincar kepala David. Gadis itu hanya bisa menggerutu karena David berhasil menghindari serangannya. Seolah tahu jika dia akan melakukan hal itu.
Setelah dua puluh menit berlalu pria itu keluar dari sarangnya. Sudah lebih wangi dan rapi. Ara menatap David yang berjalan ke arahnya. Aroma parfum pria tersebut menyerang indra penciumannya bertubi-tubi. Menguar keseluruh ruangan.
Ara, berkedip! Bernapas! Kendalikan dirimu!
Pria itu hanya mengenakan jeans yang dipadukan dengan jumper longgar berwarna abu-abu muda dan dipadukan dengan sneakers putih. Casual, simple tapi tetap modis.
===oOo===
David menatap heran pada Ara, sejak tadi gadis itu selalu sibuk dengan earphone-nya. Dia tahu jika Ara menggunakan earphone itu berarti gadis tersebut sedang menghindar bicara dengannya. Ara menoleh dengan tatapan protes saat David melepas paksa earphone yang menghias kepalanya.
"Kau seharian ini sibuk dengan benda ini. Lama-lama aku akan menyitanya atau mungkin membuangnya." David merenggut I-phod yang digenggam tangan kiri Ara, menggulung dan membawanya.
"Kenapa kau menyitanya ? Kembalikan!" Ara nyaris berteriak. Menatap David dari samping saat mereka duduk di sofa.
David menjatuhkan tatapannya pada manik mata Ara yang memelas. Tangan gadis itu yang tidak tergenggam olehnya menengadah di depan dadanya. "Tidak!"
Ara semakin cemberut.
"Mandi dan aku akan menungu disini. Kau punya waktu," David melirik jam tangannya. "tiga puluh menit." kepala David mengedik ke arah pintu kamar mereka yang berada di depan mereka.
Ara masih cemberut. Masih menatap David kesal. Menarik napas. Siap bertengkar lagi dengan suaminya itu. "Kembalikan dulu earphone dan I-phod-ku." David menggeleng tegas. "Kembalikan!!"
"Kau, Ara, sekarang masuk dan mandi. Aku akan pinjam benda ini selama kau mandi. Atau-"
"Apa?!" ketus, gadis itu masih kesal.
David tersenyum miring. Sial, tampan sekali! ''Kau mau aku ikut masuk?"
"YAK!"
===ooo===
"Kita mau kemana?" tanya Ara saat melihat David sudah rapi. David berdiri mengulurkan tangan, mengambil alih tangan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband
Novela JuvenilBagai mana Rafailah Inayah Ulfah yang masih berstatus sebagai pelajar, bisa menikah dengan laki-laki bernama Zidan David Virlando, yang usianya terpaut 7 tahun lebih tua dari nya. Lelaki yang awalnya bersetatus sebagai guru magang di sekolahnya ki...