#15

55 13 2
                                    

Happy reading ❤️


*******

Luka lama teringat kembali, membuat aku tak bisa menahan emosi dihadapan mu~Aldrik

***

Ting....

Andra menghentikan aktivitas membaca nove ketika mendengar notif chat dari ponselnya. Dia mengambil ponselnya dari atas nakas. Terlihat nama pengirim chat di layar ponselnya, yang tak lain adalah Leo.

Leo.mic :
Ndra, maaf ya kemaren gue ga Dateng ke acara ultah Lo. Soalnya gue lagi ada urusan mendadak yang gabisa gue tinggalin.

Zav.cassandra_ :
Iya gapapa le. Lagian Lo kan ga sengaja juga, ngapain minta maaf cobak?

Leo.mic :
Gue gaenak aja sama Lo ndra. Kan waktu itu gue udah janji bakalan dateng, ehhh nyatanya gue ingkar janji.

Zav.cassandra_ :
Udah deh jangan dipermasalahin. Lagian gue gamasalah juga.

Leo.mic :
Emm, okay. Sebagai permintaan maaf gue, gimana kalo hari ini gue traktir Lo makan? Kita juga kan belom ketemu, semenjak gue balik kesini.

Zav.cassandra_ :
Okay. Ketemu di cafe biasa kan le?

Leo.mic :
Iya ndra.

Selesai membalas chat Leo, Andra meletakkan ponselnya kembali, lalu menuju kamar mandi untuk bersiap. Belum sampai dikamar mandi, ponsel Andra kembali berbunyi. Andra mendengus, lalu mengambil ponselnya dengan malas.

Dia memutar kedua bola matanya, tertera nama Aldrik di layar ponselnya. Aldrik yang sudah resmi menjadi pacar Andra sejak dua hari lalu.

"Kenapa nelpon Al?"

"Hari ini ada acara ga?" Suara Aldrik terdengar dari seberang telepon.

"Ada. Emang kenapa? Kamu mau ngajakin makan diluar, atau ngajakin jalan-jalan?"

"Kamu kok tau aja sih? Emang kamu mau keluar ngapain?"

"Tau lah. Mau ketemu temen Al, temen masa kecil yang aku ceritakan waktu itu." Balas Andra.

Deg! Jantung Aldrik kini sudah berdetak tak beraturan. Dia khawatir kalau Leo yang Andra maksud adalah Leo yang Aldrik kenal.

"Halo, Al.... Al.... Al...." Suara Andra membuyarkan lamunan Aldrik.

"Eh iya ndra. Aku anterin ya, aku juga pengen kenalan sama temen kamu itu."

"Gausah Al, aku bisa dianter supir." Tolak Andra dengan lembut.

"Plissss jangan nolak Al. Pokoknya gaada tapi-tapian dan gaada penolakan." Tegas Aldrik dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Andra mendengus kesal. "Apa-apaan sih dia?! Suka banget maksain kata-katanya. Huhh! Dasar orang-orangan salju!." Gerutu Andra sembari menuju kamar mandinya.

Semenjak mereka pacaran, panggilan mereka berubah, bukan Lo gue lagi tapi sudah menjadi aku kamu. Sebenarnya Aldrik kurang kurang nyaman, namun dia tak bisa membantah permintaan Andra itu.

MY PERFECT BOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang