#43

28 3 2
                                    

Terimakasih sudah bangun untukku~Andra

***

"Zen..."

"Eh iya ndra, kenapa?" Jawab Reizen gugup.

"Dari tadi kok ngelamun?"

"Enggak kok. Emm ntar malem temenin gw yuk.." ajak Reizen, mengalihkan pembicaraan.

"Kemana?" Tanya Andra sembari mengerutkan keningnya.

"Biasa, beli komik hehe.."

Andra mengangguk sembari tersenyum lembut pada Izen. "Gue tau Zen, Lo pasti ngerasa bersalah banget sama gue.. maafin gue Zen.." batin Andra.

Sementara Reizen, pria itu terus menatap fokus jalanan didepannya sembari mengerutkan keningnya seperti orang berfikir.

***

Selesai sholat Maghrib, Reizen turun kebawah untuk mengambil air putih. Terlihat Andra yang tengah menyantap brownies pemberian tetangganya.

"Ehh Lo kok belum siap siap ndra? Ga kerumah sakit emang?"

Andra menoleh, "enggak Zen, soalnya kita kan ada tugas. Jadi kak Jessica yang ngejaga Aldrik."

Reizen menepuk keningnya, "eh iya gue lupa njir! Mana dosennya killer lagi.."

"Tuh kan, Untung gue ingetin" ucap Andra sembari berdiri dan menjitak pelan kening Reizen.

"Isss Lo!!! Si----"

Belum sempat membalas keusilan Andra, tiba-tiba dering telepon Andra berbunyi. Gadis itu mengisyaratkan pada Reizen untuk diam.

"..."

Andra masih terdiam. Matanya mulai berkaca-kaca dan terus menatap lurus.

"Ada apa ndra?!" Panik Reizen.

"Aldrik Zen.."

"Aldrik kenapa?!!"

Tanpa menjawab, Andra langsung memeluk tubuh lelaki yang tak lain adalah sepupunya. Tangis gadis itu terisak pelan dan hampir tak bersuara.

"Al.. Aldrik udah sadar Zen.." ucapnya.

Reizen merenggangkan pelukannya sembari memegang kedua lengan Andra. "Lo serius?! Ga bercanda kan?!"

Andra mengangguk kuat, senyuman dibibirnya mulai mengembang. Tangisannya adalah tangisan bahagia.

"Yaudah, sekarang kita siapa siap terus kerumah sakit!" Ucap Reizen semangat.

***

Andra mematung didepan semua orang yang ada didalam ruangan. Gadis itu langsung memaku pandangannya pada pria yang tengah berada diatas brankar dan sedang menikmati buah ditangannya.

"Al..." Ucap Andra lembut sembari tersenyum kecil.

Semua orang disana tersenyum bahagia melihat kedatangan Andra, sementara Aldrik, pria itu tak menoleh sedikitpun pada Andra.

MY PERFECT BOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang