#3

83 15 5
                                    

Baru beberapa hari tanpa papa dan mama, Andra sudah merasa rindu dengan orang tuanya. Merasa ada sesuatu yang kurang dalam hari-harinya. Meskipun ada kedua adiknya, tetap saja Andra merasa ada yang kurang.

Alarm Andra menunjukan pukul setengah 6 pagi. Andra yang baru bangun dari tidurnya, menggeliatkan tubuh indahnya yang hampir berbunyi seperti akan patah. Bagaimana tidak, seminggu ini Andra habis habisan dikerjai Aldrik dan teman-teman nya tanpa henti. Yang paling membuat Andra kesal kepada Aldrik, ketika Aldrik menariknya secara paksa dari barisan.

Setelah bangun dari tidurnya, Andra langsung kekamar mandi dan bersiap pergi ke kampusnya. Andra turun kebawah dengan wajah kurang semangat. Dibawah, sudah ada Dara dan Raka serta bi Inah dan bi ijah yang sedang menyiapkan makanan.

"Selamat pagi adik-adik ku." Sapa Andra kepada kedua adiknya dengan suara kurang semangat.

"Kak, Lo kenapa? Sakit ya? Kok lemes banget?" Tanya Dara tanpa henti.

Bi Inah dan bi Ijah ikut khawatir dengan kondisi Andra. "Iya non Andra kenapa? Kok lesu banget?" Tanya bi Inah khawatir.

"Mending Lo gausah ke kampus deh kak." Ucap Raka, menyuruh Andra agar tidak perlu kekampus.

"Aduhhhh kalian semua kenapa sih? Gue gapapa tau. Lebay tau ga sih" Andra memutar kedua bola mata nya remeh.

"Udah ahkk, gue mau berangkat ngampus dulu ya adik-adik." Lanjut Andra seraya berjalan kedepan.

"Ehh, Lo ga bareng kita kak?" Tanya Dara, agak berteriak karena Andra sudah agak jauh.

"Enggak Dar, gue bareng temen-temen gue." Ucap Andra membalas teriakan Dara.

"Dasar kak Andra ." Gerutu Dara dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.


Didepan gerbang rumah Andra, ketiga sahabatnya itu sudah menunggu didalam mobil berwarna hitam polos. Suara klakson mobil sedari tadi mereka bunyikan, membuat Andra mendengus kesal. Dengan sedikit berlari, Andra menggapai pintu mobil untuk membukanya lalu masuk kedalam.

"Lo kok lama banget sih ndra?" Tanya Yuke kesal.

"Ya abisnya gue males banget ketemu sama empat cowok yang sok kegantengan itu" jawab Andra sembari mencibirkan bibirnya.

"Maksud Lo siapa?" Tanya ketiga sahabatnya dengan serentak.

Andra membuang napas dengan kasar. Berat rasanya untuk mengucapkan nama mereka berempat. Ya bagaimana tidak sulit, selama seminggu ini tubuh Andra hampir remuk karena dikerjain habis habisan oleh mereka berempat.

"Itu loh kakak ospek yang suka jual tampang. Ya siapa lagi kalo bukan Aldrik sama bambankk bambankkk yang sok kegantengan itu!" Ucap Andra dengan kesal.

"Ohhhhhh" ketiga sahabatnya mengangguk serentak.

"Tapi ya ndra, hari ini ospek terakhir loh." Ucap Clarissa, membuat Andra berbinar seketika.

"Seriusan Lo sa?" Tanya Andra, senyuman mulai terbit dari bibir mungilnya. Clarissa, Hana, dan Yuke hanya mengangguk, menandakan iya.

"Bagus deh, sebentar lagi gue ga berurusan sama mereka lagi." Gumam Andra didalam hatinya.

🐝

Jarum jam menunjukan pukul delapan kurang 5 menit. Hampir saja mereka terlambat mengikuti kegiatan ospek, kalau terlambat sedikit saja, Aldrik dan teman-temannya pasti akan menghukum sekaligus mengerjai mereka.

"Huh, hampir aja kita telat." Dengus Yuke sambil menatap tajam kearah Andra.

"Iya nih, untung aja ada 5 menit lagi. Kalo enggak, habis kita hari ini." Timpal Hana, ngos-ngosan habis berlari dari parkiran.

MY PERFECT BOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang