#35

32 7 0
                                    

Dua pasang kaki sedang berjalan melewati sebuah koridor kampus yang cukup panjang. Aldrik dan Andra, mereka baru saja mengakhiri kelas mereka hari ini.

"Hari ini mau fitting baju kan?" Tanya Andra. Aldrik hanya mengangguk, iya sebagai jawabannya.

"Aku ikut ya Al?"

"Ga boleh!" Larang Aldrik.

"Boleh dong Al" rengek Andra.

"Engga!"

"Boleh!"

"Ga!"

"Boleh! Titik ga pakek koma!!!"

Aldrik memberhentikan langkahnya, lalu menatap datar pada Andra. "Aku bilang ga boleh ya ga boleh!" Tegas Aldrik.

"Kenapa sih Al? Kasih aku alasan yang jelas dong!"

"Kamu mau kejadian kayak kemaren keulang lagi? Aku gamau kamu kenapa-kenapa ndra! Kamu ngerti ga sih?" Ujar Aldrik memberi alasan.

"Ya kali ini kan ada kamu dan yang lainnya Al, ada Hana sama Clarissa juga. Aku boleh ikut ya?" Rengek Andra lagi dengan memainkan puppy eyes nya.

"Sekali engga ya engga Andra." Ucap Aldrik dingin.

Andra melangkah dengan menghentakkan kakinya ke lantai, lalu berbalik ke Aldrik. "Yaudah kalo kamu ga ngizinin aku ikut! Jangan harap kamu ngomong sama aku lagi!" Ancam Andra sembari berbalik arah meninggalkan Aldrik.

Aldrik segera menyusul langkah Andra yang sedikit berlari. Dia khawatir jika Andra menyebrang sembarangan lagi dan yang lebih Aldrik takutkan yaitu didiamkan oleh Andra. Hal itu adalah hal yang paling bisa membuat Aldrik gila dan bahkan ingin mati saja.

Akhirnya langkah besar Aldrik berhasil menyusul Andra yang tengah merajuk itu dan meraih tangan Andra "Andra tunggu!"

"Lepas!" Berontak Andra, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Aldrik. Namun Aldrik semakin menggenggam erat tangan Andra.

"Plisssss ndra, jangan ngediemin aku" pinta Aldrik dengan nada lembut.

"Ya izinin aku ikut kamu dong!" Ucap Andra tanpa menatap Aldrik dan melipat kedua tangannya di atas perut.

"Engga!"

"Al!!"

"Ndra!!"

"Al-----"

Aldrik langsung menggendong Andra ala bridal style, sebelum Andra meneruskan Omelan nya untuk Aldrik.

"Turunin aku, Al!! Malu tau!!!!" Omel Andra. Kini wajah Andra sudah memerah dan pastinya Andra malu karena banyak orang yang sekarang sedang memperhatikan mereka seraya melayangkan cuitan-cuitan tak jelas.

Aldrik tak menggubris ucapan atau berontakan fisik dari Andra. Dia hanya terfokus pada langkahnya menuju mobilnya diparkiran kampus.

🐝

"Kok ke arah rumah aku sih Al?"

Aldrik diam, tak mengeluarkan kata-kata sedikit pun. Dia tetap memfokuskan dirinya pada jalanan luas yang kini sedang mereka lalui.

"Aku gamau pulang!" Rajuk Andra. Aldrik tetap enggan menggubris ucapan Andra dan terus membungkam mulutnya.

Andra mendengus kesal, lalu membuang pandangan dari Aldrik dan melipat kedua tangannya di atas perut.

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Andra kesal dengan Aldrik, sedangkan Aldrik tetap diam membisu.

Aldrik memberhentikan mobilnya didepan supermarket yang tak jauh dari rumah Andra. Aldrik memarkirkan mobilnya diarea parkir supermarket itu, lalu keluar dari dalam mobil. Namun parahnya, Aldrik malah mengunci Andra didalam mobil, hal itu membuat Andra semakin kesal dengan Aldrik.

MY PERFECT BOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang