" Untuk menjadi seseorang yang kuat, kita harus merasakan bagaimana rasanya menjadi seseorang yang lemah terlebih dahulu, agar kita bisa memperkuat diri dan menjadi terlatih dalam menghadapi setiap rintangan yang akan datang"
- Amela
Amela masih berkutat dengan sketchbook-nya , ketika ketukan pintu membuatnya menghentikan sejenak aktivitas menggambarnya. Di hari libur ini, gadis itu memang memilih untuk bekerja ketimbang menghabiskannya dengan jalan-jalan nggak jelas.
Hidupnya kelewat sibuk dan mungkin kedengarannya sangat padat dan membosankan bagi mereka yang suka refreshing. Senin sampai Sabtu, ia habiskan untuk bersekolah, mengerjakan PR serta mendesign beberapa baju dan bangunan.
Oleh karena itulah, gadis yang dikenal tanpa ekspresi ini selalu membawa ponselnya ke sekolah atau paling tidak, buku gambar serta antek-anteknya harus selalu berada dalam tasnya.
Kembali ke topik, Amela kini sudah beranjak dari dudukannya, gadis itu membuka pintu ruang kerjanya yang sedari tadi sudah diketuk hingga menampilkan sang ayah yang kini menatapnya datar.
Amela hanya menatap ayahnya dengan satu alis yang terangkat seolah bertanya 'ada apa?' Gadis itu memang sangat jarang berbicara, bahkan pada sahabatnya sekalipun. Ia hanya akan cerewet jika sudah membahas tentang pelajaran atau ketika ditanyakan mengenai dunia design.
"kamu pasti sudah selesai kan design panti asuhan yang kemarin diminta sama kolega baru kita? malam ini, dia ngundang kita untuk makan malam. tapi, karena saya, istri saya dan Adel mau dinner bareng tunangan Adel, kamu harus menghadiri undangan kali ini. tidak ada penolakan. karena saya sudah mengatakan pada pak Arya bahwa kamu yang akan menghadiri makan malamnya, itu saja, " jelas sang ayah, kemudian pergi meninggalkan Amela dengan ekspresi datarnya.
Mendengus adalah hal pertama yang dilakukan Amela selepas kepergian sang ayah. Gadis itu memang penurut, namun jika sudah diundang makan malam begini, pasti ada maksud lain. Seperti perjodohan misalnya.
Untung saja dua minggu yang lalu, saat makan malam bersama salah seorang kolega mereka, Amela sedang sibuk mengurus pekerjaannya sehingga yang dijodohkan dan menerima perjodohannya adalah sang adik, Adel.
Amela dibuat meringis begitu melihat tampilannya di depan cermin. Gadis dengan balutan gaun hitam off shoulder berlengan panjang keluaran brand terkenal, Gucci itu benar-benar merasa kurang nyaman dengan model baju yang kini sedang dipakainya.
Ia merutuki ayahnya yang telah menyuruh sang adik untuk menyiapkan baju untuk dipakainya malam ini. Amela bukan tipe gadis yang suka pakaian terbuka, memakai hot pants sampai ke dapur saja ia sudah risih, apalagi sekarang harus memakai dress yang mengekspos lengan serta area dadanya.
Setidaknya panjang Dress tersebut masih dapat ditoleransi.
Dengan riasan simple serta rambut yang sengaja ia gerai untuk menutup bagian tubuhnya yang terekspos, Amela mulai beranjak dari kamarnya untuk kemudian menuju ke luar rumah guna menunggu sang kolega menjemputnya.
"kamu udah siap?" tanya seorang pria ketika Amela tiba di sana.
Amela sempat terpukau dengan ketampanan pria itu, namun dengan cepat ia mengontrol dirinya agar bersikap seperti biasa. "emm, kalo boleh tau, bapak anaknya pak Arya yah?" tanya Amela hati-hati.
Memang sebelum berangkat, Ayahnya berkata jika sang kolega yang akan menjemputnya. Namun, Amela sama sekali tidak tahu bagaimana rupa seorang Arya Angelo Alberd. Karena saat meeting kemarin, ia sedang mengikuti ujian. Alhasil, sang ayahlah yang menggantikannya.
"oh, kamu belum tahu ternyata. Kenalin, saya Arya," jawab pria tersebut yang membuat Amela kaget.
Ia kira Arya si kolega barunya itu sudah tua. Ternyata di luar ekspektasinya, kolega barunya malah sangat tampan dan masih muda tentunya.
"saya Amela. Maaf, pak saya asal tebak. Soalnya, saya kemarin berhalangan. Jadi, pak Firman yang menggantikan saya," jawab gadis itu sambil dengan ragu menyambut uluran tangan Arya.
"it's ok. Oh ya, ngomongnya jangan se-formal itu dong. Dan, jangan panggil saya pak. Saya nggak setua yang kamu bayangin," kata Arya masih dengan menggenggam tangan Amela.Cowok itu juga sempat maju dan sedikit menunduk "kita cuman beda tiga tahun, mel." bisiknya yang sontak membuat Amela merinding.
***Hola gengs, hehe maaf yah saya baru update sekarang...
Soalnya kemarin saya masih harus update epilog di cerita saya yang pertama....
Jgn lupa vote dan coment part ini yah😊
I purple u💜😉
See u next update
Hwarang's
KAMU SEDANG MEMBACA
(HWARANG'S 2) Amela's world (END)
Teen FictionCinta itu boros. Boros waktu, uang dan banyak hal. Cinta juga nggak bisa buat gue bahagia, jadi mending lo ngelakuin hal yg lebih berfaedah dari ngejar sesuatu yg nggk bakalan lo dapat! Buang-buang tenaga!- Amela Bisakah Arya dan Arka menghilangkan...