"Dia pacarmu, bukan berarti dia jodohmu"
-Arka
Typo bertebaran gengs🙏
Happy reading😊
Amela menatap wajah tampan Arya, yang kini sedang menatapnya intens.
Pria itu tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi. Padahal, Amela dapat mendengarkan suara ringisan pria itu karena luka di sudut bibirnya tertarik.
"Mau kemana?", tanya pria itu ketika melihat Amela yang mulai beranjak dari tempat duduknya.
"Sini, deketan dikit mukanya!". Titah Amela yang membuat Arya menurut dengan mata berbinar.
"Jangan geer yah! Aku mau ngobatin kamu, jangan mikir yang macem-macem",tambah gadis itu ketika melihat perubahan ekspresi Arya.
"A-aw!—",ringisan Arya terpotong begitu Amela bersuara.
"Aku bahkan belum nempelin kapasnya. Jangan lebay dehh!", kesal gadis itu sambil mulai menempelkan kapas ke lebam yang ada di sudut bibir Arya.
Amela memelankam gerakannya. Gadis itu bingung, tidak ada suara ringisan dari Arya. Apa dia keterlaluan?
Arya menatap heran pada Amela yang sedari tadi terdiam sambil menunduk. Gadis itu bahkan menempelkan kapas tadi di tempat yang salah.
"Yang, kamu kenapa?". Tanyanya sambil menggenggam pergelangan tangan Amela.
Amela tersentak ketika mendengar perkataan Arya, apalagi, pria itu menggenggam tangannya.
"A-anu, kamu nggak kesakitan?". Tanyanya sambil menatap Arya.
"Ini nggak ada apa-apanya buat aku, La. Aku bakalan sakit, kalo kamu ninggalin aku". jelas Arya dengan senyuman tipisnya.
"Dasaer bucin!", ketus Amela yang membuat Arya terkekeh.
Amela terkaget, ketika wajah Arya berada tepat di depan wajahnya. Semakin lama, pria itu semakin mendekatkan wajahnya. Hingga akhirnya Amela menutup matanya.
Hampir saja, benda kenyal itu dirasakan oleh Amela, ketika bell apartemen Arya berbunyi dengan nyaring.
"Siapapun dia, aku benci dia. Karna udah ngeganggu kita". Kesal Arya dengan posisi wajah yang masih berada di depan wajah Amela.
"Tapi, kamu harus pergi dan bukain dia pintu sekarang". Jawab Amela yang terlihat kesal, dengan wajahnya yang sedikit merona.
Arya beranjah dari sofa. Pria itu berjalan dengan lesu, menuju ke pintu utama apartemennya.
Dengan malas, ia mulai membukakan pintu tersebut.
Betapa terkejutnya Arya, ketika ia melihat siapa yang datang.
"Ngapain lo ke sini? Mau mati?!". Tanyanya dengan rahang yang mulai mengeras.
Arka, yang menjadi lawan bicaranya hanya terkekeh pelan. Pria itu bahkan tidak bisa dikatakan baik-baik saja, luka lebam yang masih menghiasi wajah tampannya serta penampilan urakannya, sudah bisa menjelaskan kondisi pria itu.
"Amela pacar saya! Dan saya nggak mengizinkan kamu untuk ketemu sama dia. Mending kamu urus masalah kamu yang meresahkan banyak orang!". Jawab Arya dengan senyum sinisnya.
Arya mulai kesal, sekali lagi, Arka membalasnya dengan kekehan. Apa pria itu gila?
"Dia pacarmu, bukan berarti dia jodohmu!", sinis Arka yang mulai menerobos masuk ke dalam aparteman.
Arya tidak tinggal diam, pria itu berjalan cepat, kemudian menendang pria yang berjalan tertatih di depannya itu, hingga tersungkur.
Amela berlari ke arah Arya. Gadis itu tidak ingin ada perkelahian lagi diantara kedua pria itu. Biar bagaimanapun, mereka berdua memiliki hubungan yang dekat seperti saudara. Amela tidak ingin masalah ini membuat hubungan mereka semakin renggang.
"Ya, sabar dulu yah. Kita tanya baik-baik, maunya apa. Okey sayang?", tanya Amela sambil mengelus lembut punggung Arya, yang nampak naik turun akibat napasnya yang memburu.
***
Ayyo!
Semakin sengit guys😁😂
Ini potongan " yang nggak sempat tercamtum di part" sebelumnya...
So, if you enjoy this part, please give me some coment and vote this part.
See ya
I love you
Tertanda
Hldgrd
KAMU SEDANG MEMBACA
(HWARANG'S 2) Amela's world (END)
Teen FictionCinta itu boros. Boros waktu, uang dan banyak hal. Cinta juga nggak bisa buat gue bahagia, jadi mending lo ngelakuin hal yg lebih berfaedah dari ngejar sesuatu yg nggk bakalan lo dapat! Buang-buang tenaga!- Amela Bisakah Arya dan Arka menghilangkan...